Keliling Milan, Liput Balap Formula 1 dan Kunjungi Artis Sepeda (3-Habis)
Tidak Boleh Dibersihkan, Pajang Sepeda Berlumpur
Jumat, 14 September 2012 – 01:01 WIB
Pertanyaan saya yang utama adalah: Di usia seperti ini, apa rencana Colnago untuk jauh ke depan? "Maksudnya setelah saya tidak ada lagi?" tanya dia balik.
Dia lantas bercerita bagaimana brand Colnago tersebut berkembang. Setelah puluhan tahun jadi mekanik, Colnago memastikan brand-nya berkembang secara perlahan tapi pasti. Dia tidak mau melonjak terlalu cepat atau terjadi fluktuasi. Itu, ucap dia, bisa membantu membuat Colnago jauh lebih sustainable ke depan.
Termasuk ketika kelak dia tidak ada lagi. Saat ini, dia sedang mengader cucunya, Alessandro, untuk menjadi penerus.
"Sekarang kami memproduksi sekitar 20 ribu sepeda per tahun. Saya tidak mau lebih dari itu," ungkapnya.
Colnago adalah Ferrari-nya sepeda. Keduanya bahkan sudah bekerja sama selama puluhan tahun. Penulis sempat bertemu Ernesto Colnago, sang legenda,
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408