Kelola Jembatan Pribadi Antarprovinsi, Per Hari Rp 100 Ribu
Jauh berbeda dengan jembatan jalan raya, jembatan milik Rustam hanya bisa dilintasi pengendara motor dan sepeda serta pejalan kaki.
Meski demikian, bagi warga Desa Kalibuntu di Kecamatan Pabedilan, Cirebon, dan Desa Kalibuntu, Losari, Brebes, jembatan tersebut sangat membantu untuk menghemat waktu.
Memang ada dua jembatan permanen yang menghubungkan Cirebon dengan Brebes di Losari dan Ciledug.
Tapi, dibutuhkan setidaknya 25 menit bagi warga Desa Kalibuntu di Brebes jika harus melewati jembatan tersebut untuk bisa memasuki wilayah Cirebon.
Padahal, lewat Jembatan Sekroh, cukup lima menit. ”Yang lewat kebanyakan orang-orang ke sawah atau berangkat kerja,” tutur Rustam.
Di sepanjang aliran Cisanggarung wilayah Cirebon, jembatan pribadi sebenarnya bukan hanya milik Rustam. Di Desa Cigobangwangi, Kecamatan Pasaleman, juga ada jembatan seperti itu.
Menghubungkan desa tersebut dengan Desa Waled Kota di Kecamatan Waled. Untuk melintas di jembatan milik keluarga H. Timbul tersebut, warga bisa membayar seikhlasnya, Rp 1.000–Rp 2.000.
Keluarga Timbul sudah mengelolanya selama 10 tahun. Tiap hari dibuka 24 jam. Dijaga dalam tiga sif oleh anak-anak sang pemilik.
Kalau Rustam paham sekali perihal kekuatan jembatan selebar 1 meter tersebut, itu wajar. Sebab, jembatan bambu tersebut memang miliknya.
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408