Kelola Sejumlah Bandara, AP I Tak Boleh Rugi

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan berpesan agar PT Angkasa Pura (AP) I jangan sampai mengalami kerugian, terkait pengembangan Bandara Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah.
Pasalnya, pengembangan bandara itu sempat tertunda karena masalah perbedaan perhitungan harga lahan. Di mana masyarakat meminta harga lahan naik empat kali lipat.
"Berdasarkan bisnis plan itu, AP I sudah siapkan pendanaan melalui tender, desainnya juga sudah final. Tapi tiba-tiba ada surat dari Kementerian Keuangan bahwa harga sewa tanahnya melonjak empat kali lipat dari perhitungan semula. Makanya waktu itu AP I berkesimpulan bahwa proyek ini tidak sesuai FS," papar Dahlan di Jakarta, Selasa (2/4).
Karenanya Dahlan berharap proyek pengembangan ini tidak membuat pihak AP I mengalami kerugian. Hal ini untuk menjaga agar AP I bisa terus melakukan pengembangan dan pembangunan bandara lain, sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan perseroan.
Terlebih AP I sudah mengembangkan beberapa bandara, yakni Bandara I Gusti Ngurah Rai, Juanda dan Sepinggan. "Meski tidak perlu untung besar, tapi AP I tidak boleh rugi. Kalau membangunnya rugi, dia tidak akan punya kemampuan untuk membangun lagi. Karena beban keuangannya cukup berat dan itu kan non-APBN," ujar bekas Dirut PLN itu. (chi/jpnn)
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan berpesan agar PT Angkasa Pura (AP) I jangan sampai mengalami kerugian, terkait pengembangan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Siap Handover Bulan Ini, Sky House Hadirkan Berbagai Promo Menarik
- Mitra Binaan Pupuk Kaltim Lakukan Ekspor Perdana ke Filipina
- BPK Diminta Pertimbangkan Revisi UU BUMN terkait Pengawasan Uang Negara
- BRI Insurance Bayarkan Klaim Asuransi Alat Berat Senilai Rp 438 Juta
- JCI East Java Dorong Pengusaha Muda Aktif Mengembangkan Diri
- Ekonom Mewanti-Wanti, Pengelolaan Danantara Jangan jadi Bola Panas