Kelompok 78 Mulai Tuai Kecaman

Kelompok 78 Mulai Tuai Kecaman
Kelompok 78 Mulai Tuai Kecaman
JAKARTA - Simpati yang diberikan banyak kalangan kepada mayoritas suara yang menginginkan perubahan kini mulai berbalik menjadi kecaman. Ini setelah beberapa pihak yang mengaku mewakili 78 suara (yang menggelar kongres 26 Maret Pekanbaru) ngotot bakal menggelar kongres sendiri jika FIFA tidak meluluskan keinginan mereka. Yaitu memperbolehkan George Toisutta, Arifin Panigoro, dan Nirwan Bakrie dicalonkan menjadi Exco PSSI (di dalamnya termasuk Ketum dan Waketum).

Mereka juga menuntut FIFA mengakui hasil kongres pembentukan Komite Pemilihan (KP) dan Komite Banding Pemilihan (KBP) hasil kongres 14 April lalu di Hotel Sultan Jakarta. Kongres itu sendiri tidak sesuai dengan instruksi FIFA yang dalam suratnya 4 April lalu menegaskan jika Komite Normalisasi (KN) juga bertindak sebagai KP. Jadi tidak perlu lagi dibentuk KP baru.

Koalisi Independen untuk Rekonsiliasi Sepakbola Nasional (Konsen) yang beranggotakan kalangan tokoh, akademisi, media, politisi, dan seniman kemarin mengatakan kecewa dengan terjadinya upaya penekanan dan intimidasi terhadap kinerja KN. "Kami sangat kecewa dan marah terhadap semua upaya penekanan dan intervensi yang dilakukan terhadap Komite Normalisasi," ujar Effendi Ghazali, salah satu pentolan Konsen di gedung DPR, kepada wartawan kemarin. Menurut pakar komunikasi ini, sikap yang diambil kelompok mayoritas suara itu bertentangan dengan visi revolusi PSSI menuju pemilihan Ketum, Waketum dan anggota Exco yang sudah sangat jelas ditentukan FIFA melalui suratnya 4 April lalu.

Sebelumnya, kelompok 78 yang mengambil-alih kongres di Pekanbaru, Riau, 26 Maret lalu, adalah pihak yang paling getol menentang Nurdin mencalonkan diri lagi menjadi ketua umum PSSI periode 2011-2015. Tapi, setelah FIFA mengeluarkan keputusan pembentukan KN melalui surat tertanggal 4 April, kelompok tersebut malah memandang sinis instruksi tersebut. Menurut mereka, keputusan FIFA itu melanggar Statuta FIFA. Kelompok mayoritas itu akhirnya mendesak KN yang diketuai Agum Gumelar menyelenggarakan kongres 14 April lalu yang menghasilkan pembentukan KP dan KBP.

JAKARTA - Simpati yang diberikan banyak kalangan kepada mayoritas suara yang menginginkan perubahan kini mulai berbalik menjadi kecaman. Ini setelah

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News