Kelompok Ekstrimis di Australia Berusaha Rekrut Remaja 14 Tahun

Keraguan akan manfaat program
Konsultan kontra-terorisme, Shandon Harris-Hogan, mengatakan, upaya melawan ekstremisme kekerasan (CVE) di Australia sebagian besar telah kehilangan jejak.
Ia telah menjadi bagian dari sebuah tim yang mewawancarai lebih dari 50 ekstrimis kekerasan di Australia dan luar negeri.
"Kami belum berinvestasi dari waktu ke waktu ... terlibat dengan individu yang aktif meradikalisasi,” ujar Shandon.
Ia menerangkan, "Apa yang kami tahu ketika kami melihat ke luar negeri, dan terutama jika melihat daerah-daerah seperti Skandinavia ... program pelepasan dan reintegrasi sistematis sungguh efektif tak hanya untuk memisahkan individu dari ekstremisme kekerasan tetapi juga di kembali melibatkan mereka di tengah masyarakat."
Shandon mengatakan, hanya 1 dari 87 program deradikalisasi- yang berjalan selama empat tahun terakhir- terlibat dengan individu radikal.
"Dari 2010-2014, ada 87 program unik CVE yang kami jalankan di negeri ini, tapi ini sangat difokuskan pada program pencegahan yang bertujuan untuk meningkatkan kohesi sosial," jelasnya.
Ia menambahkan, "Tak ada penelitian atau evaluasi yang memberitahu kami apakah program pencegahan ini memiliki manfaat yang nyata pada fenomena ekstremisme kekerasan di Australia."
Sejumlah anggota dari kelompok laki-laki yang dianggap Kepolisian New South Wales (NSW) sebagai kelompok yang mampu melukai warga umum atas nama
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia