Kelompok Ini Dinilai Cikal Bakal Lahirnya Gerakan Radikal
jpnn.com, JAKARTA - Mantan Deputi Bidang Kerja sama Internasional, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irjen Pol Petrus R Golose mengakui, cikal bakal lahirnya gerakan radikal di Indonesia berawal dari munculnya Gerakan Negara Islam Indonesia (NII) atau kelompok Darul Islam, beberapa waktu lalu.
"Metamorfosis dari jaringan teroris Indonesia berawal dari kelompok Darul Islam atau Negara Islam Indonesia," ujar Petrus pada seminar 'Cara Terbaik Menangani Terorisme' yang diprakarsai Mahasiswa Program Doktoral STIK/PTIK di Jakarta, Kamis (22/2).
Menurut Kapolda Bali ini, setelah Darul Islam terpecah, sejumlah petinggi yang ada mendirikan kelompok Jamaah Islamiyah pada 1 Januari 1993.
Kelompok ini berkembang dan berganti sebutan menjadi kelompok Majelis Mujahidin Indonesia pada 5 Agustus 2000.
"Pada September 2008, kelompok Majelis Mujahidin Indonesia atau MMI berkembang dan dikenal dengan sebutan kelompok Jemaah Ansharut Tauhid," ucapnya.
Menurut Petrus, kelompok-kelompok ini banyak yang menggunakan internet dalam melancarkan aksinya.
"Propaganda teroris pakai internet dengan menggunakan media sosial sebagai media propaganda. Sebelum adanya internet, teroris pake pamflet sama poster untuk melakukan propaganda di media sosial," pungkas Petrus.(gir/jpnn)
Pada September 2008, kelompok Majelis Mujahidin Indonesia atau MMI berkembang dan dikenal dengan sebutan kelompok Jemaah Ansharut Tauhid.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- BNPT Dorong Kolaborasi Multipihak untuk Cegah Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme
- Peringati Hari Pahlawan, Yayasan Gema Salam Wujudkan Semangat Nasionalisme
- Datangi Indekos, Densus 88 Antiteror Lakukan Tindakan, Apa yang Didapat?
- BNPT Beri Perlindungan Khusus Kepada Anak Korban Terorisme
- Irjen Eddy Hartono Jadi Kepala BNPT, Sahroni Minta Lanjutkan Pencapaian Zero Terrorist Attack
- Densus 88 Tangkap 2 Terduga Teroris Jaringan JAD di Bima