Kelompok Kristen Australia Dikritik Karena Diskriminasi Gangguan Jiwa
Undang-undang Diskriminasi Seks melarang diskriminasi terhadap orang-orang berdasarkan orientasi seksual, identitas gender dan status hubungan.
FamilyVoice menyebut hal itu "sangat kontroversial", dan dalam pengajuan mereka juga menyebut bahwa perubahan jenis kelamin sungguh "delusional".
"Kenyataannya adalah bahwa 'perubahan jenis kelamin' adalah sebuah mitos. Baik pengobatan hormon maupun operasi sebenarnya tak bisa mengubah jenis kelamin seseorang," sebut pengajuan tersebut.
Konflik mengenai undang-undang anti-diskriminasi "hampir tak terelakkan", menurut pengajuan kelompok tersebut.
"Efek dari Undang-Undang tersebut adalah memberdayakan mereka yang mendukung satu sistem nilai untuk menerapkan kepercayaan mereka pada keyakinan yang bertentangan."
"Jauh dari membina keharmonisan sosial, UU tersebut cenderung memperburuk perpecahan sosial."
Akun media sosial kelompok tersebut menunjukkan bahwa FamilyVoice mengambil sikap menentang terhadap pernikahan sesama jenis, transgender, aborsi, euthanasia (suntik mati) dan kamar mandi unisex.
Sebuah kelompok Kristen di Australia melobi agar Undang-Undang Diskriminasi Disabilitas diubah sehingga mereka bisa mendiskriminasi orang-orang dengan penyakit kejiwaan, atas dasar orang-orang ini bisa mengganggu "kesucian" dari kebakt
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat