Kelompok Kristen Radikal?
jpnn.com - JAKARTA - Umat Islam sangat menyesalkan terjadinya insiden pelarangan ibadah shalat Ied yang berujung pada pembakaran masjid di Tolikara, Papua.
Salah satunya pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang meminta jaminan keamanan dalam beribadah di seluruh Indonesia. Hal tersebut juga terkait kemungkinan organisasi yang melarang ibadah shalat lebaran sebagai aliran Kristen radikal.
"Menurut informasi GIDI (Gereja Injili Di Indonesia) yang sudah punya jaringan di Indonesia adalah kelompok radikal Kristen. Mereka bahkan mendenominasi Kristen lain yang tidak sealiran. Ini harus harus dikoreksi oleh pihak Kristen sendiri," terang Ketua Bidang Kerukunan Umat Beragama MUI Slamet Effendy Yusuf.
Dia mengatakan, peristiwa sebuah organisasi agama yang mengeluarkan surat larangan bagi rakyat untuk beribadah baru pertama kali. Padahal, konstitusi Indonesia sendiri menjamin hak warga negara untuk beribadah. Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama itu langsung mendorong pemerintah untuk menyelidiki jaringan tersebut.
"Kami sendiri secara tegas menindak aliran-aliran islam yang radikal. Tapi, jangan hanya Islam radikal yang ditindak di Indonesia. Aliran keras Kristen pun perlu disoroti," jelasnya. (bil/idr/byu/ken)
JAKARTA - Umat Islam sangat menyesalkan terjadinya insiden pelarangan ibadah shalat Ied yang berujung pada pembakaran masjid di Tolikara, Papua.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Percepatan PTSL di Sumbar, Rahmat Saleh: Gunakan Pendekatan yang Berdampak Positif
- Cegah Malnutrisi jadi Solusi Permasalahan Stunting di Indonesia
- Seskab Teddy Indra Wijaya Pejabat Anyar Terbaik di Mata Publik
- Kasus Penembakan Warga Riau, Anggota DPD Sewitri Minta BP2MI Bertindak Tegas
- Mengenal Tradisi dan Budaya Masyarakat Tionghoa dalam Perayaan Imlek
- Menteri Nusron Sudah Cabut 50 Sertifikat Pagar Laut dan Bakal Tambah Lagi