Kelompok Neo Nazi Menyasar Mahasiswa Asing di Australia
Kelompok kulit putih Australia yang menyebut diri sebagai "Hitler yang Anda tunggu-tunggu" memasang stiker di papan nama universitas di Tasmania sebagai kampanye nasional untuk menyampaikan pesan mereka.
Poster yang menampilkan swastika, gambar Adolf Hitler dan ejekan homofobia ditempel di papan nama kampus Universitas Tasmania di Hobart mengikuti kegiatan "prank" serupa di kota-kota lain.
Beberapa materinya menyatakan tentang tingkat bunuh diri gay dan transgender. Poster lain, yang menampilkan gambar Hitler muda yang berkacamata hitam, dengan tulisan "Sosialisme Nasional atau tidak sama sekali!"
Antipodean Resistance group members holding a Swastika flag.
Anggota Antipodean Resistance dengan bendera berlambang Swastika.
Supplied: Antipodean Resistance
Foto-foto stiker tersebut tampaknya diambil pada malam hari dan diunggah ke akun media sosial Twitter, Antipodean Resistance.
Kelompok ini mengatakan diri sebagai "organisasi pemuda" yang melihat "negara ini apa adanya, yaitu sakit parah".
"Bangsa kita lemah dan hancur akibat degenerasi progresif. Penyakit budaya ini telah merampas moralitas kita," kata kelompok ini.
"Hal ini telah meruntuhkan prestasi kulit putih di Dunia Baru. Tapi kami tidak harus mati dengan sistem ini. Selama ras kami tetap ada dan keberanian tetap ada di hati orang kulit putih Australia, kami menjaga kemampuan merebut kembali tanah kami - kami akan lakukan."
Isi poster itu mengerikan dan setiap staf atau mahasiswa yang tertekan akibat insiden tersebut dapat mengakses layanan dukungan komprehensif dari institusi ini
- Mahasiswa Minta Pemerintah Tegas Tindak Oknum Nakal Sesuai Putusan MK 136/2024
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut
- Sebanyak 96 Mahasiswa Presentasikan Hasil Riset di Knowledge Summit
- Glodok Chinatown: Simbol Keharmonisan dalam Komunikasi Antarbudaya
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan