Kelompok Punk Bawah Tanah Indonesia Terbesar di Dunia
Kelompok punk yang bergerak di bawah tanah di Indonesia disebut-sebut sebagai yang terbesar di dunia. Investigasi ABC Australia menemukan, para punkers tetap eksis meskipun banyak upaya memberantas kelompok musik radikal ini dan Indonesia juga semakin stabil secara politik.
Di Indonesia, keterlibatan seseorang sebagai punkers bisa berisiko ditahan dan dimasukkan dalam program re-edukasi.
Namun, tampaknya tidak banyak yang tahu, bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan banyak punker yang bergerak sembunyi-sembunyi.
Dunia kaum punker di Indonesia diwarnai kehidupan yang khaos, teriakan, dan kegiatan kolektif di bidang seni dan musik dengan mengajar anak-anak jalanan cara mengamen untuk bertahan hidup.
Cerita tentang punk di Indonesia dibumbui oleh aroma tempe goreng pinggiran jalan raya dan asap knalpot kendaraan. Bunyi-bunyian yang kontras tercipta saat suara azan menggema bertemu dengan suara teriakan para punker diselingi lengkingan gitar listrik.
Terasa adanya kerumitan dalam pengalaman menjadi seorang punkers, hubungan lama antara tattoo dengan kriminalitas, sejarah kekerasan yang dijalankan negara, serta anak-anak muda yang memilih menjadi punkers saat ini yang didorong oleh energi yang dihembuskan oleh musik punk.
Namun, cerita punk di Indonesia juga tidak lepas dari persahabatan, keluarga, dan bagaimana punk bisa menjadi jalan keluar.
Kelompok punk yang bergerak di bawah tanah di Indonesia disebut-sebut sebagai yang terbesar di dunia. Investigasi ABC Australia menemukan, para punkers
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat