Keluar dari Zona Nyaman, Buka Usaha Sendiri, Sudah Ekspor

Awalnya Ogi mencoba menjadi seorang pedagang sayur di salah satu pasar tradisional di Kota Mataram.
“Saya tidak malu kok, pernah menjadi pedagang sayur,” ungkapnya.
Di tahun 2012, Ogi dan istri iseng-iseng mencoba membuat karya dari rajutan. Saat itu belum banyak orang menghasilkan benda dari rajutan.
Memang tidak sembarangan orang bisa membuat karya rajutan, karena membuatnya butuh kreatifitas dan kesabaran yang tinggi.
Usaha ini pun berkembang. Ogi lantas berfikir bagaimana membuat satu brand asli Mataram, yang tidak kalah dengan kreasi asli suatu daerah.
“Misalkan saja seperti Joger dari Bali, ataupun kreasi kreatif lainnya yang ada di Indonesia,” tuturnya.
Ogi sendiri belajar merajut dari sang istrinya. Selama empat bulan dia dengan tekun belajar merajut dari nol.
Selama belajar merajut, Ogi mengaku ada dua hal yang harus dilakukan oleh setiap perajut pemula. Pertama, kesabaran. Dan kedua fokus.
Ogi sendiri awalnya hidup mapan sebagai seorang karyawan sebuah BUMN. Keluar dari zona nyaman, dia memilih membuka usaha sendiri.
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri