Keluar Hotel Merangkak, sampai RS Pingsan Dua Hari
Senin, 20 Juli 2009 – 07:09 WIB
Ledakan itu tak terjadi sekali. Ada sekitar tiga hingga empat ledakan dalam rentetan yang cepat, seperti petasan direnteng. "Suaranya keras. Kuping saya sakit sekali," katanya. Saat itu dia tak berani bergerak. Kedua tangannya menutup kedua telinga, menahan suara bom yang menyakitkan gendang telingannya. Ketika itu dia melihat serpihan material beterbangan di depan wajahnya. Plafon restoran berjatuhan, kaca pecah, dan beberapa benda lain berseliweran di depan mata.
Pasrah. Itulah yang dia lakukan ketika itu. Karena rentetan suara tak berhenti, dia mengira bahwa seluruh tempat akan meledak. Dia pun tetap duduk. Sesaat kemudian, suara mulai berhenti, kupingnya terasa amat sakit seperti tertekan dari kanan dan kiri. Asap mulai memenuhi ruangan. "Baunya menyesakkan, seperti bau belerang. Napas saya sesak waktu menghirup asap itu," ujar Yusuf.
Setelah semua suara hilang, dia mencoba bangkit dan berjalan. Tapi, penglihatannya berkunang-kunang. Segala sesuatu yang dia lihat menjadi dua. Dia menabrak beberapa meja. Kepulan asap juga semakin tebal. Karena itu, dia memutuskan untuk berjalan merangkak. Melewati kolong-kolong meja restoran. Dia mendengar beberapa teriakan meminta tolong bersahut-sahutan. Tetapi, asap terlalu tebal sehingga tak melihat dari mana dan siap yang berteriak. "Saya pikir, saya tidak pernah bisa keluar. Asapnya tebal dan menyesakan napas," ujar Yusuf.
Sambil merangkak, dia melihat serpihan bekas ledakan berceceran di lantai. Beberap kabel yang mengeluarkan percikan api dia lewati dengan hati-hati. Meskipun, pandangannya sudah tak bisa fokus lagi.Yusuf berusaha secepat mungkin bisa keluar dari tempat tersebut. Namun, kondisi tubuh dan mata tak mengizinkan. Tubuh dirasakan semakin lemah. Saat seperti itu, sekelebat orang berlari di depannya. Kelebatan orang itulah yang membangkitkan semangatnya. Dia berusaha bangkit dan berdiri dengan tenaga yang tersisa. Dia berlari mengikuti orang tersebut. Dan, berhasil. Sampai di luar, dia sempat terjatuh di hamparan rumput tak jauh dari pintu keluar hotel. Beberap orang kemudian mengangkat dia. Yusuf masih bisa melihat. Dalam kondisi pandangan bercabang, tubuhnya diangkat ke atas mobil patroli polisi. Saat itu dia sudah kesulitan bernapas.
Bom yang mengguncang dua hotel mewah di Jakarta Jumat lalu (17/7) menimbulkan trauma fisik dan psikis bagi mereka yang mengalami. Berikut
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408