Keluar Tahanan, Aktivis India Mogok Makan 15 Hari
Jumat, 19 Agustus 2011 – 21:54 WIB
Semula polisi hanya mengizinkan Hazare mengikuti aksi mogok makan selama tiga hari. Aksi itu dilancarkan oleh Hazare untuk menentang undang-undang anti korupsi yang diajukan pemerintah.
Hazare ditangkap di JP Park, New Delhi, bersama 1.400 pendukungnya. Mereka ditangkap karena dianggap tidak mengindahkan larangan polisi terkait lamanya aksi mogok makan. Selain itu, jumlah peserta aksi mogok makan dinilai melampaui batas yang diizinkan. Penangkapan Hazare dkk memicu protes luas di seluruh India. Termasuk, di Mumbai, Chennai, Bangalore, Calcuta, dan sejumlah kota lain.
Perdana Menteri (PM) India Manmohan Singh menuduh Hazare telah mencoba menodai demokrasi karena menuntut perubahan total terhadap undang-undang anti korupsi. Di depan parlemen pada Rabu lalu (17/8), Singh menyatakan bahwa aksi mogok makan yang dilakukan Hazare dan para pendukungnya adalah kesalahan dalam memahami isi UU tersebut. Namun pidato itu menuai interupsi dari sejumlah anggota parlemen di kubu oposisi. Mereka meneriaki Singh dengan kata-kata "memalukan".
Sementara itu, seorang juru bicara dari partai berkuasa di India, Rashid Alvi menduga bahwa Amerika Serikat (AS) berada di balik demonstrasi anti korupsi di negeri tersebut. "Amerika Serikat tidak pernah berbicara tentang gerakan apapun di India. Inilah yang pertama," tuding Alvi seperti dikutip Times of India. Pernyataannya itu didasarkan pada pernyataan Departemen Luar Negeri (Deplu) AS yang mengritik penanganan protes anti korupsi oleh pemerintah India sebagai sebuah kemunduran demokrasi. (BBC/AFP/cak/dwi)
NEW DELHI - Aktivis anti korupsi India Anna Hazare, 74, kemarin (18/8) akhirnya menerima tawaran polisi untuk keluar dari penjara Tihar, New Delhi.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer