Keluarga Anas Urbaningrum di Blitar ketika Badai Politik Menerpa
Ibu: Kami Wong Ndeso, Masak Senekat Itu
Sabtu, 23 Juli 2011 – 07:27 WIB
Dialah Sriati, ibunda Anas Urbaningrum, ketua umum DPP Partai Demokrat yang beberapa pekan terakhir menjadi sorotan karena nyanyian Nazaruddin yang menudingnya menerima fee proyek hingga miliaran rupiah dan main politik uang saat kongres Demokrat di Bandung akhir 2010. "Saya sudah dengar kabar itu. Sebagai orang yang mengandung dan ngemong dia dan paham dengan karakternya, (Anas) tidak mungkin menerima uang seperti itu. Ada-ada saja," ujarnya perempuan 65 tahun itu menanggapi berita tersebut.
Pantas Sriati tidak percaya dengan kabar menyakitkan itu. Sebab, menurut pandangannya, selama menapaki karir politik, anak kedua dari empat bersaudara tersebut tidak pernah neko-neko. Apalagi menerima uang.
Rumah Anas di Ngaglik terdiri atas dua bagian. Rumah di belakang atau yang berdempetan dengan Musala Darunnajah merupakan rumah neneknya, Sumilah, 90, yang kini masih terlihat segar. Rumah bergaya joglo itu jauh dari kesan mewah. Yang ada hanyalah kesan ndeso. Kursi reot masih teronggok di teras rumah, lantainya pun masih plester biasa. "Rumah itu ditinggali ibu saya sendirian. Tiap hari lebih banyak menghabiskan untuk salat bersama-sama," kata Sriati.
Sementara, rumah bagian depan merupakan rumah keluarga Anas sendiri. Rumah itu kini ditinggali ibu dan adiknya, Kholis Fikri. Tidak ada yang istimewa pada rumah tersebut jika dibandingkan dengan rumah-rumah di kampung tersebut. Ukurannya sekitar 100 meter persegi. Kalaupun ada yang sedikit mencolok, itu adalah dindingnya. Sebagian dinding itu dilapisi keramik warna kuning hasil renovasi sekitar sepuluh tahun lalu. Debu tebal menempel di tembok keramik tersebut.
BADAI politik yang menerpa Anas Urbaningrum tidak terlalu berpengaruh pada keluarganya di Blitar. Mereka tetap yakin Anas bersih dan semua yang terjadi
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala