Keluarga Antasari Serbaputih, Ada Pengunjung Bawa Badik
Jumat, 12 Februari 2010 – 06:08 WIB

Antasari Azhar memeluk kedua putrinya, Andita (kanan) dan Ajeng, usai pembacaan vonis di PN Jaksel, Kamis (11/2). (Foto: Raka Denny/Jawapos)
Sigid Agus mengatakan, vonis 15 tahun penjara itu sebenarnya membuat lega pihak keluarga. Sebab, sebelum palu diketukkan, keluarga sempat waswas. Jangan-jangan, hakim memutus Sigid dengan hukuman maksimal, yakni hukuman mati. Karena itu, mereka all out menentang begitu jaksa penuntut umum (JPU) mengajukan tuntutan mati.
"Ternyata vonisnya 15 tahun. Tidak hukuman mati. Kami lega. Sekarang tinggal berusaha bagaimana caranya supaya bisa lebih ringan lagi. Makanya, kami akan banding," kata Sigid Agus. Beberapa hari sebelum sidang putusan digelar, kubu Sigid memang melakukan road show. Di antaranya ke YLBHI, Komisi Kejaksaan, dan Kejagung.
Setelah menghadiri sidang, rombongan keluarga Sigid meluncur ke Polda Metro Jaya. Mereka ingin bertemu anak ragil itu untuk membesarkan hatinya. Mereka juga membicarakan langkah hukum selanjutnya. Karena itu, kata Sigid Agus, mereka akan menggelar rapat keluarga. "Yang penting, kami lega tidak jadi hukuman mati," katanya.
Hukuman mati benar-benar menjadi momok bagi Sigid. Begitu JPU menuntut hukuman mati, psikologi Sigid terganggu. Dia gelisah dan marah-marah. Terdakwa pembunuhan berencana itu takut kalau hakim benar-benar mengakhiri hidupnya. "Siapa sih yang tidak takut dengan hukuman mati. Itu wajar sajalah. Ketakutan biasa," katanya.
Suasana sidang kasus pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen di PN Jakarta Selatan kemarin sangat ramai dan penuh warna. Ada keluarga para terdakwa yang hadir
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu