Keluarga Bergantian Cium Kening Amrozi-Mukhlas

Keluarga Bergantian Cium Kening Amrozi-Mukhlas
Keluarga Bergantian Cium Kening Amrozi-Mukhlas
''Opo? Pada karo jawabanku disik (Apa? Sama dengan jawaban saya dulu, Red). Pasrah saja. Kalau memang harus terjadi, mau apa lagi,'' jawabnya pagi kemarin ketika di tanya perasaannya atas kabar duka tersebut.

Karena sudah menjadi takdir, dia pun sekarang mengaku pasrah. ''Abi (demikian Mahendra memanggil Amrozi, Red) yang melakukan saja merasa tidak apa-apa, masak saya harus susah. Bahkan, sekarang ini Abi sudah senang karena mati syahid,'' imbuhnya.

Selama menanti kedatangan jenazah bapaknya, Hendra terlihat ikut sibuk. Mengenakan kaus lengan panjang warna krem dipadu rompi hitam, kopiah hitam, dan kacamata trendi, dia ikut mempersiapkan segala sesuatunya. Berkali-kali dia melihat handphone karena kerap berbunyi.

Empat tahun lalu Hendra menyemir rambutnya dengan warna merah. Seperti pemuda umumnya, dia juga suka merokok. Bahkan, saat membesuk Amrozi bersama Jawa Pos kala itu, Amrozi sempat tidak mengenali Hendra. ''Lho, iki sapa?'' celetuk Amrozi kala itu. Maklum, sudah cukup lama tidak bertemu, Hendra sudah tumbuh tinggi.

LAMONGAN  - Wajah Ny Tariyem tampak tenang. Puluhan anggota keluarga dan kerabat yang mendampingi ibu kandung Amrozi dan Mukhlas itu juga terdiam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News