Keluarga Curiga Otopsi Rekayasa

Keluarga Curiga Otopsi Rekayasa
MENGADU: H Ma’sum, membawa foto putranya Herman, satu dari tiga TKI asal Peringgasela, Lombok Timur yang menjadi korban penembakan Polisi Diraja Malaysia di Komnas HAM, Jakarta, Rabu (2/5). Foto: Zulhakim/JPNN
Salah satu poin yang menurut Ifdhal perlu didalami adalah penyebab penembakan oleh Polisi Diraja terhadap ketiga TKI yang bekerja di Negeri Sembilan, Malaysia itu. Sementara untuk hasil otopsi yang dilakukan Polri, Ifdhal menyebut pihaknya akan mencari data pembanding dari para ahli sebagai dasar kajian mengenai hasil otopsi itu. ‘’Kita akan minta second opinion dari para ahli,’’ imbuhnya.

Seperti diketahui awal bulan lalu  tiga TKI tersebut,  yakni Herman (34), Abdul Kadir Jaelani (25), dan Mad Nur (28) dipulangkan ke tanah air dalam keadaan tidak bernyawa.  Belakangan keluarga TKI itu curiga bahwa keluarga mereka telah menjadi korban pencurian organ.

Pasalnya  tiga jenazah itu  dipulangkan dalam kondisi tidak utuh. Yakni terdapat bekas jahitan di kedua mata serta jahitan horizontal memanjang di dada. Selain itu terdapat juga jahitan vertikal dari dada menuju pusar serta jahitan melintang di bagian bawah perut. Keluarga menduga jahitan tersebut merupakan  bekas luka pencurian organ dalam seperti jantung, hati, ginjal dan kornea mata.

Namun berdasar hasil otopsi ulang yang dilakukan Polda NTB dan Tim Forensik Fakultas Kedokteran Universitas Mataram, dinyatakan bahwa tidak ada pencurian organ dalam dari tubuh ketiga TKI. Namun pihak keluarga masih belum percaya mengenai hasil tersebut sehingga mengadu ke Komnas HAM.(zul/jpnn)

JAKARTA - Meski Polri telah memastikan tidak ada pencurian organ terhadap tiga TKI asal Lombok Timur, NTB, namun pihak keluarga belum yakin dengan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News