Keluarga Dokter

Oleh Dahlan Iskan

Keluarga Dokter
Ilustrasi: disway.id

Mereka sudah sepakat tidak akan mau buka praktik di rumah. Mereka tidak mau membawa penyakit ke rumah.

Mereka memilih praktik di rumah-rumah sakit. Toh terkena juga.

Keluarga ini boleh dikata keluarga dokter. Saya kenal baik mereka. Rasanya ada sembilan dokter di keluarga besar ini.

Justru anak Boedhi Harsono yang tidak mau lagi jadi dokter. Anak pertamanya, Albert Hein, sarjana teknik elektro dari Universitas Surabaya. Adiknya, perempuan, sarjana arsitektur dari Universitas Petra.

”Ke depan saya pikir teknologi kian berperan,” ujar Albert mengapa tidak kuliah kedokteran. ”Orang tua juga tidak memaksa harus masuk kedokteran,” ujarnya.

Keduanya sudah bekerja di swasta, tetapi belum ada yang menikah.  Mereka kini juga tidak bisa menjenguk ibunda. Tidak diizinkan.

Namun keduanya tahu ada kabar gembira: kesehatan sang ibu terus membaik.

Kita tidak bisa lockdown. Kita tidak bisa jaga jarak. Kita tidak bisa menerapkan sistem pelacakan yang tuntas. 

Satu dokter lagi meninggal dunia. Di Surabaya. Senin lalu. Namanya: Dokter Boedhi Harsono. Ahli penyakit dalam. Lulusan Universitas Brawijaya, Malang.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News