Keluarga dr Aulia Risma: PPDS Undip Bobrok, Kaprodi Harus Tanggung Jawab
Menurutnya, kasus bullying seperti ini merupakan fenomena gunung es yang tidak hanya terjadi di Undip Semarang saja. Dia bilang banyak kasus bullying, tetapi nyaris tidak ada yang berani melapor. Rata-rata para pelaku merupakan korban.
"Kalau kita tidak putus mata rantai ini, ya repot. Banyak terjadi di tempat-tempat lain, tetapi mungkin kan mereka tidak berani. Ini kan kami mencari satu cara agar mereka berani mengungkap," ujarnya.
Selain itu, buruknya sistem pendidikan dokter spesialis ini menurutnya, akan sulit bagi masyarakat menemukan dokter yang memiliki empati. Fakta di lapangan, kata Misyal tidak jarang ditemukan dokter yang bersikap kurang enak saat menangangi pasien.
"Kalau cara mendapatkan dokter dengan cara kekerasan seperti ini, dihancurkan mentalnya, dibikin depresi bagaimana kita bisa memiliki dokter-dokter yang baik. Di militer tidak seperti itu," ujarnya.(mcr5/jpnn)
Sistem PPDS Undip dinilai bobrok, keluarga dr Aulia Risma minta kaprodi tanggung jawab.
Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Wisnu Indra Kusuma
- Kemenkes Diminta Terbuka Soal Aturan Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek
- Pengakuan Undip-RS Kariadi soal Bullying Jalan Pengusutan Kasus dr Aulia Risma
- Usut Kasus Kematian Dokter Aulia Risma, Polda Jateng Periksa 34 Saksi
- Soal Dugaan Bullying di Binus School Simprug, Sahroni: Seharusnya Cari Solusi Bersama Dulu
- Korban Bullying Buka Suara di DPR, Sebut Pelaku Anak Ketua Partai
- AMLI Minta Menkes Batalkan RPMK Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek & Revisi PP 28/2024