Keluarga Herawati Soekardi, Detektif Penyelamat Kupu-Kupu Sumatera

Kerjanya Mencari Daun-Daun yang Bolong Dimakan Ulat

Keluarga Herawati Soekardi, Detektif Penyelamat Kupu-Kupu Sumatera
Zulkifli saat menyampaikan pidato kunci metode Pendidikan Kebangsaan/Bela Negara yang dihadiri 100 anggota Menwa dari 19 perguruan tinggi se-Lampung pada Jumat (6/10). Foto: dok. Humas MPR

jpnn.com - Selain berprofesi sebagai dosen ilmu biologi di Universitas Lampung, Herawati Soekardi menjadi semacam detektif. Bersama anggota keluarganya, dia blusukan ke basis-basis satwa untuk menyelamatkan kupu-kupu asli  Sumatera dari kepunahan.
 
M. HILMI SETIAWAN, Bandar Lampung

RUMAH-rumah mungil berderet di sepanjang jalan menuju puncak Gunung Betung, Bandar Lampung, Lampung. Seperti lazimnya di daerah pegunungan, rumah-rumah itu berjarak lumayan jauh antara satu dan yang lain.

Di antara rumah-rumah itu, berdiri sebuah rumah unik. Seluruh dindingnya terbuat dari papan kayu. Tidak ada yang berasal dari batu bata. Rumah tersebut berlantai dua. Tapi, posisinya berada di bawah jalan raya.

Rumah itulah yang dinamakan pemiliknya, Herawati Soekardi, sebagai markas besar Taman Kupu-Kupu Gita Persada. Sesuai namanya, rumah itu juga menjadi semacan museum kupu-kupu. Ratusan jenis kupu-kupu yang sudah diawetkan dipajang di seluruh penjuru dinding. Ada juga yang ditata rapi di beberapa kaca etalase.

"Beruntung sekali Anda ke sini pas hujan," ujar Herawati dengan ramah ketika ditemui di markasnya Selasa (28/8) siang. Saat itu gerimis turun menyejukkan udara di kaki Gunung Betung. Bagi komunitas kupu-kupu, musim hujan merupakan fase membeludaknya populasi satwa indah itu di habitatnya.
 
Menurut Herawati, di kawasan kaki Gunung Betung kini terdapat 170 spesies kupu-kupu dari enam famili yang berbeda. Yaitu, famili papilionidae yang terdiri atas 20 spesies, pieridae (15), nymphalydae (60), lycaenidae (34), riodinidae (1), dan hesperlidae (30).

Di antara spesies kupu-kupu khas Sumatera itu, ada dua yang masuk kategori dilindungi karena makin langka. Dua spesies itu adalah cethosia hypsea (kupu-kupu renda batik) dan troides helena cerberus. "Tinggal sedikit di alam liar. Makanya harus dilindungi supaya tidak punah," ujar perempuan pertama ahli kupu-kupu di Indonesia itu.

Setelah hujan reda, Jawa Pos diajak keliling di taman tak jauh dari markas Taman Kupu-Kupu Gita Persada. Di taman seluas hampir 5 hektare itu memang sangat gampang menemukan kupu-kupu beterbangan atau hinggap di bunga-bunga yang mekar. Warnanya yang indah membuat kagum yang memandang. Bahkan, ada kupu-kupu "raksasa" yang bentang sayapnya hampir seukuran kepingan VCD.

"Kebanyakan kupu-kupu ini asli Sumatera. Tapi, beberapa juga ada di Jawa, Kalimantan, Malaysia, dan Singapura," ujar istri Anshori Djausal itu.

Selain berprofesi sebagai dosen ilmu biologi di Universitas Lampung, Herawati Soekardi menjadi semacam detektif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News