Keluarga Is Haryanto setelah Sang Maestro Pencipta Lagu Itu Pergi
Bongkar Tiga Lemari, Selamatkan Tiga Ribu Lagu
Selasa, 02 Juni 2009 – 06:20 WIB
Haryanto meninggal karena serangan kanker rectum. Kanker itu menunjukkan tanda-tandanya sejak empat tahun lalu. Vien menuturkan, saat itu Haryanto mengeluhkan sakit yang melilit perutnya. Namun, Haryanto tak pernah mau disebut sedang sakit. "Papa selalu bilang kalau dia sehat-sehat saja," katanya.
Setelah perayaan Natal 2008, keluarga membawanya untuk bertemu salah seorang pejabat Rumah Sakit Karyadi, Semarang, yang kebetulan dekat dengannya. Sejak itu Haryanto mau diperiksa. Tim dokter langsung melakukan pemeriksaan menyeluruh. Dari situ, baru ketahuan kalau terdapat kanker di bagian rectum. "Kami sempat menawarkan operasi. Tapi, Papa menolak. Memang, sih operasi tak menjamin kesembuhan," katanya.
Haryanto hanya mau pengobatan alternatif dan menjalani perawatan di rumah. Namun, itu pun tak menjamin kondisinya membaik. Kondisinya semakin parah. Karena kehilangan banyak darah, Haryanto sampai harus transfusi hingga beberapa kali. "Enam kali Papa masuk rumah sakit untuk tranfusi," katanya.
Terakhir Haryanto kembali masuk RSPP pada Rabu (20/5) pekan lalu. Kondisinya tak juga membaik. Akhirnya, pada Senin malam (25/5) Haryanto memaksa pulang. Keluarga pun menurut. "Begitu sampai di rumah, Papa langsung nyenyak sekali tidurnya. Papa bilang senang sampai di rumah," katanya. Rupanya, tidur itu adalah penanda istirahat panjang bagi Haryanto. Dia kemudian koma dan akhirnya meninggal esok harinya. (iro)
Dalam usia 69 tahun, penyanyi dan pencipta lagu Is Haryanto pergi Selasa (26/5) lalu. Selain istri dan lima anak, dia meninggalkan ribuan lagu yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408