Keluarga Korban Cebongan Protes Opini Publik

Keluarga Korban Cebongan Protes Opini Publik
Keluarga Korban Cebongan Protes Opini Publik
JAKARTA--Ungkapan kekecewaan meluncur dari mulut keluarga empat tahanan korban penembakan oleh 11 oknum Kopassus di Lapas Klas IIB, Cebongan, Sleman. Pasalnya, belakangan mereka sering dicap publik sebagai keluarga preman, karena empat tahanan itu disebut-sebut sebagai preman di kota Yogyakarta.

Keluarga mengatakan jika korban penembakan Juan, Adi, Decky dan Dedi bersalah membunuh Serka Heru Santoso di Hugo's Cafe pada 19 Maret lalu, maka mereka menerima tuduhan itu dengan lapang dada. Itu pun seharusnya melalui proses penyidikan dan prosedur hukum yang berlaku. Kekecewaan itu muncul ketika mereka melihat dukungan publik terhadap 11 oknum yang membunuh, karena empat orang itu dianggap preman.

"Kami selama ini tidak mendapatkan informasi utuh tentang kasus yang menjerat keempat korban, ini status mereka sebagai apa. Tapi tahu-tahu sudah dibentuk pada opini seperti ini. Bahwa mereka preman. Apa arti preman sesungguhnya. Seolah-olah kami ini keluarga preman. Jadi ada pembedaan dan diskriminasi, padahal ini saja belum jelas kasusnya," ujar Yohanes Lado, kakak dari korban penembakan, Dedi. Ini ia ungkapkan usai bertemu Albert Hasibuan, anggota Wantimpres di kantornya, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (10/4).

Menurut pengakuan masing-masing keluarga, empat korban memiliki pekerjaan. Juan adalah seorang anggota kepolisian di Polsek wilayah Sleman. Ia sudah melalangbuana bertugas di Aceh, Timor-timur menjadi Brimob dan Yogyakarta.

JAKARTA--Ungkapan kekecewaan meluncur dari mulut keluarga empat tahanan korban penembakan oleh 11 oknum Kopassus di Lapas Klas IIB, Cebongan, Sleman.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News