Keluarga Korban Penculikan Todong Donald Trump di Jepang

jpnn.com, TOKYO - Sakie Yokota memegang sebuah pigura foto seorang gadis. Namanya Megumi. Adik Yokota. Megumi diculik oleh Korea Utara (Korut) saat pulang sekolah pada 1977.
Ada 17 warga Jepang yang diculik Pyongyang pada dekade 1970-1980. Megumi adalah yang termuda. Usianya saat itu baru 13 tahun. Hingga saat ini, tidak diketahui apakah dia masih hidup atau tiada.
Kemarin, Senin (27/5) Yokota dan beberapa keluarga korban penculikan lainnya bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dan istrinya, Melania, di Wisma Negara Akasaka, Tokyo.
Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe dan istrinya, Akie, turut hadir. Keluarga korban penculikan berharap pemerintah AS bisa membantu menemukan keluarga mereka.
"Kami sangat memercayai Anda dan PM Abe," ujar Yokota yang datang bersama ibunya, Sakie. Sejatinya pada 2004 Korut menyerahkan jasad yang sudah dikremasi dan diklaim sebagai Megumi. Tapi, hasil uji DNA berkata lain.
BACA JUGA: Trump Jadi yang Pertama Bertemu Kaisar Naruhito
Itu adalah pertemuan kali kedua Trump dengan penduduk Jepang keluarga korban penculikan Korut. Orang nomor satu di AS itu menyatakan bahwa kisah penculikan tersebut sungguh menyedihkan.
Kala itu Korut sengaja menculik penduduk Jepang untuk melatih mata-mata mereka tentang bahasa dan budaya Negeri Sakura tersebut. Di antara 17 orang, lima sudah dipulangkan. Delapan lainnya diklaim sudah tewas oleh Korut. Tapi, Jepang tak percaya.
Warga Jepang keluarga korban penculikan oleh Korut bertemu dengan Presiden AS Donald Trump dan istrinya, Melania, di Wisma Negara Akasaka, Tokyo.
- Pemerintah Klaim Tarif Impor Trump dari AS Tak Ganggu Swasembada Nasional
- Tarif Tarifan
- Keren! Plywood dan Blockboard Asal Temanggung Rambah Pasar Jepang dan Korea Selatan
- Tanggapi Perang Tarif Trump, Partai Gelora Dorong BPI Danantara Berinvestasi di AS
- Gakoptindo Yakin Kebijakan Tarif Trump tak Memengaruhi Harga Kedelai dari AS
- Piala Asia U-17 2025: Resep Jitu Korut Benamkan Timnas Indonesia