Keluarga Laskar FPI Minta Kabareskrim Ungkap Sosok Pemberi Komando Menembak
jpnn.com, JAKARTA - Bareskrim Polri masih mengusut kasus dugaan pembunuhan di luar proses peradilan atau unlawful killing yang dilakukan tiga anggota Polda Metro Jaya terhadap empat laskar Front Pembela Islam (FPI) di Tol Jakarta-Cikampek KM 50, Karawang, Jawa Barat, 7 Desember 2020.
Dugaan terjadi unlawful killing tersebut sebagaimana kesimpulan dari Komnas HAM.
Pihak keluarga dari mendiang enam laskar FPI pun menuntut agar Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto bisa mengusut tuntas kasus itu.
Tidak hanya anggota di lapangan, tetapi komandan yang memerintahkan menembak juga ditindak.
“Keluarga menuntut keadilan. Siapa yang memberi perintah. Siapa yang memberi komando (menembak),” kata kuasa hukum keluarga laskar FPI, Hariadi Nasution ketika dhubungi Minggu (7/1) malam.
Sebelumnya, Kabareskrim Komjen Agus Adrianto mengatakan, tiga oknum anggota Polda Metro Jaya yang terlibat dalam bentrok dengan enam laskar FPI yang tewas tertembak di tol Jakarta-Cikampek KM 50, Karawang, Jawa Barat berpotensi jadi tersangka.
“Kemungkinan pasal yang dipersangkakan yakni Pasal 338 yo 352 ayat 3 KUHP,” kata Agus saat dihubungi, Jumat (5/3).
Pasal 338 KUHP berbunyi: “Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain, diancam karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun.”
Keluarga dari enam askar FPI menuntut agar komandan yang memerintahkan menembak juga ditindak.
- Anak Buah Prabowo Temui Habib Rizieq, Ini yang Dibicarakan
- 5 Tuntutan 3 Ormas Islam, Nomor 2 Meminta 8 Hakim MK Tobat
- Kaca Spion
- Anies Didukung FPI, Pakar Khawatir Konser Musik Terancam
- Jika Menang Pilpres, AMIN Tak Akan Halangi FPI Ajukan Peninjauan Ulang
- Anies dan Ijtima Ulama Sudah Sehati, FPI Berpeluang Hidup Lagi