Keluarga Legawa Gus Dur Tak Jadi Pahlawan
Sabtu, 13 November 2010 – 06:51 WIB
Di tempat terpisah, sejarawan Hermawan Sulistyo mendukung keputusan tak memberikan gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI Soeharto. Bagi dia, penguasa era Orde Baru tersebut tak pantas menerimanya.
Baca Juga:
"Kalau ingat Pak Harto, aduh sudah lah. Dulu, tembok dan ruang kelas bisa bicara, orang bisa dengan mudah ditangkap kapan saja," ujar Hermawan saat diskusi bertema kepahlawanan di gedung DPD, Senayan, Jakarta, kemarin. Belum lagi, lanjut dia, korupsi sistemis yang terus berkembang sejak pemerintahan Orde Baru berkuasa hingga saat ini.
Dia pun menyatakan heran atas pendeknya ingatan masyarakat Indonesia atas hal-hal tersebut. Sampai-sampai, mereka mengusulkan agar presiden yang berkuasa selama 32 tahun itu dinobatkan sebagai pahlawan nasional. "Kalau 1982, Soeharto jadi pahlawan boleh lah, tapi saat ini tidak," tegasnya.
Hermawan menilai, anggapan Soeharto berjasa besar dalam pembangunan juga tidak sepenuhnya tepat. Sebab, menurut dia, pembangunan yang dilakukan tokoh yang meninggal pada Januari 2008 itu semu. Pasalnya, semua pembangunan dilakukan dengan dana utang luar negeri. "Ingat ketika 1998 ekonomi kita hancur juga karena pembangunan semu itu," cetusnya. (dyn/bay/c7/)
JAKARTA - Keluarga Abdurrahman Wahid menerima keputusan pemerintah tak memasukkan nama presiden ke-4 RI tersebut ke dalam daftar pahlawan nasional
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- 5 Berita Terpopuler: Pendaftaran PPPK 2024 Diperpanjang, Honorer Bakal Diangkat Bertahap, Tinggal Dibuatkan SK Saja
- Gaji PPPK Paruh Waktu Maksimal Rp350 Ribu per Bulan, Oh
- BKN Khawatir Penetapan NIP CPNS & PPPK 2024 Gagal jika Masalah Ini Tak Cepat Diselesaikan
- ABPPTSI Mengadu ke Mendiktisaintek, Banyak Masalah Serius
- Honorer yang Sulit Daftar PPPK Tahap 2 Bisa Praktikkan Solusi MenPAN-RB
- PT KSEI Gandeng Yayasan Felix Maria Go Bagikan Susu dan Biskuit Bergizi di NTT