Keluarga Mulyadi, Keluarga Paling Sakinah Se-Nusantara Versi Kementerian Agama
Bikin Grup BB untuk Forum Curhat Kakek hingga Cucu
Jumat, 19 Agustus 2011 – 08:08 WIB

SAKINAH SE-INDONESIA: Dari kiri Johan Abdurrachman, Elfa Rackhmawati, Mulyadi Nitisusastro, Tien Partini, dan Rakhmat Arifandi usai dinobatkan sebagai keluarga sakinah se-Indonesia. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
Yang paling berat adalah Minggu dan Senin. Sebab, mereka harus meladeni banyak pertanyaan dewan juri. Yakni, tentang cara mengelola keluarga. Mulyadi menjawab pertanyaan itu dengan enteng. "Pedoman saya ada semua dalam Alquran," tegas dosen pascasarjana STIE Perbanas Jakarta dan direktur Politeknik Sawunggalih Aji, Purworejo, Jawa Tengah, itu.
Dia mengungkapkan, dirinya memegang betul Surat Annisa ayat 8 yang memerintahkan agar tidak meninggalkan keluarga dalam keadaan lemah. Karena itu, dia berupaya keras agar anak-anaknya bisa mentas. Mereka harus berpendidikan dan mandiri secara finansial. "Saya juga harus menjaga keluarga dari api neraka seperti yang disebutkan dalam Surat At Tahrim ayat 6," jelasnya.
Karena itu, kakek delapan cucu tersebut menerapkan disiplin yang tinggi terhadap anak-anaknya. Terutama soal agama dan pendidikan. Salah satu aturan yang sangat ketat bagi anak-anaknya adalah dilarang keluar setelah salat Magrib. Mereka harus berada di rumah dan belajar sampai pukul 21.30. Meski mengantuk, belajar harus berjalan terus.
"Saya ingat, waktu mengeluh ngantuk, sama bapak disuruh cuci muka, terus lanjut belajar. Padahal, pengen tidur," kata Elfa Rakhmawati, satu-satunya anak perempuan dalam keluarga.
Keluarga Mulyadi Nitisusastro menjadi keluarga paling berbahagia kemarin. Mereka terpilih sebagai keluarga paling sakinah se-Nusantara. Keluarga
BERITA TERKAIT
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri