Kemampuan Timpang, Ukraina Pilih Mundur
jpnn.com - KIEV - Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina. Meski Moskow tidak mengakui keberadaan militernya di Ukraina, fakta menunjukkan bahwa serdadu-serdadu Rusia berkeliaran di kota-kota yang menjadi kantong separatis.
Kemarin (1/9) bentrok pasukan Ukraina dan separatis pro-Rusia pecah di Bandara Internasional Luhansk.
Setelah beberapa jam terlibat bentrok dengan separatis, pasukan Ukraina mundur dari bandara. Pemerintahan Presiden Petro Poroshenko menghindari konflik dengan pasukan Rusia yang mendukung aksi separatis di kawasan timur Ukraina tersebut.
"Kami berhadapan dengan tank-tank Rusia dan batalion angkatan darat (AD)," terang Jubir Keamanan Ukraina Andriy Lysenko.
Dia menambahkan bahwa pasukan Ukraina berhadapan dengan serdadu-serdadu pilihan yang punya kemampuan untuk menembak tepat sasaran. Ketimpangan kemampuan militer itu membuat Kiev memerintah pasukannya mundur.
Begitu pasukan Ukraina meninggalkan bandara, militer Rusia pun semakin jauh menginvasi Luhansk. Selain Luhansk, pasukan Rusia menduduki Kota Donetsk.
"Informasi yang menyebutkan bahwa pasukan Rusia berada di sana (Luhansk dan Donetsk) memang benar," kata Menteri Pertahanan Valeriy Geletey dalam wawancara dengan Inter, stasiun televisi Ukraina.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa saat ini pasukannya tengah berperang melawan Rusia. Kabarnya, Moskow mengirim sekitar 15.000 personel ke Ukraina. Karena itu, kelanjutan konflik sangat bergantung pada Rusia.
Di tempat terpisah, Poroshenko menyatakan bahwa situasi Ukraina sudah semakin mengkhawatirkan.
"Ada agresi langsung dan besar-besaran yang berasal dari negara tetangga," tandasnya di hadapan kadet-kadet militer Ukraina kemarin. Karena itu, dia mengimbau seluruh personel militer Ukraina untuk meningkatkan kewaspadaan dan siap bila sewaktu-waktu harus berhadapan dengan musuh.
Belakangan, pasukan Ukraina lebih banyak menerapkan strategi mundur. Pasalnya, mereka tidak mau terlibat bentrok langsung dengan pasukan Rusia. Selama sekitar sepekan terakhir, pasukan Ukraina terpaksa meninggalkan posisi mereka di beberapa lokasi di wilayah selatan dan timur.
Saat ini Ukraina fokus pada upaya perlindungan dan pengamanan Pelabuhan Mariupol yang strategis. (AP/AFP/hep/c10/tia)
KIEV - Rusia melanjutkan invasi ke Ukraina. Meski Moskow tidak mengakui keberadaan militernya di Ukraina, fakta menunjukkan bahwa serdadu-serdadu
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif
- Hubungan Presiden dan Wapres Filipina Retak, Beredar Isu Ancaman Pembunuhan
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan