Kemarau 98 Terulang Lagi di Banjarmasin Timur
jpnn.com - BANJARMASIN - Tiga bulan terakhir belasan hektar sawah di Jalan Mahat Kasan, Banjarmasin Timur, kering dan retak. Dari penuturan petani, selama sepuluh tahun terakhir inilah musim kemarau terparah.
"Ini kemarau yang paling parah. Lihat tanah saya, setetes pun airnya tidak ada," kata Ardi, 50 tahun. "Tahun-tahun kemarin, meski kemarau lahannya masih berair tapi tidak sampai bengkang (kering dan retak) seperti ini," imbuh Ahmad, 40 tahun, seperti dilansir Radar Banjarmasin (JPNN Grup), Rabu (8/10).
Kemarin (7/10) pagi, keduanya sedang sibuk memanen padi. Sawah seluas dua hektar itu sudah menjadi tulang punggung keluarga mereka sejak tahun 80-an. Seingat mereka, kemarau serupa pernah dialami pada tahun 1998 silam.
Petani di Banjarmasin Timur bertani dengan sistem perairan pasang surut. Dibantu air hujan, sumber air andalan datang dari Sungai Gardu. Masalah timbul ketika Sungai Gardu sedang surut atau mengering. Di beberapa sudut sawah, mereka coba menggali sumur-sumur kecil. Itu pun kering tidak mengeluarkan air.
Namun, nasib Ardi dan Ahmad memang terbilang mujur. Meski lahan sawahnya sudah retak, padi mereka masih berisi. Lain cerita dengan petani dari daerah tetangga seperti Kabupaten Banjar yang terpaksa memanen padi kosong dan harus merugi. "Iya, kasihan petani yang lain. Cerita dari kawan-kawan Sungai Lulut dan Sungai Tabuk banyak padinya yang kosong," ujar Ahmad yang asli orang Sungai Lulut.
Ditemui di Balai Kota, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kota Banjarmasin, Doyo Pudjadi, mengaku sudah menyiapkan dua unit mesin pompa untuk membantu petani mengalirkan air sungai ke lahan sawah. Sayangnya, meski disiagakan sejak awal musim kemarau, kedua unit mesin tersebut tak pernah dipakai. Sebab, dinasnya hanya menunggu keluhan dari petani.
“Alhamdulillah, puncak kemarau datang saat umur padi sudah cukup jadi masih sempat dipanen. Penuaan padi memang dipaksa lebih cepat. Tapi dari laporan yang saya dapat kerugian petani memang ada, tapi tidak besar,” jelasnya.
Disebutkan Doyo, di kawasan Banjarmasin Timur dan Selatan masih ada lahan sawah seluas 1.700 hektar. Semua sawah ini dalam kondisi genting. Seperti di Jalan Mahat Kasan, petani tergiur dengan tawaran pembelian lahan oleh pengembang perumahan. (fud)
BANJARMASIN - Tiga bulan terakhir belasan hektar sawah di Jalan Mahat Kasan, Banjarmasin Timur, kering dan retak. Dari penuturan petani, selama sepuluh
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Natal 2024, Uskup Keuskupan Bandung Ajak Umat Jaga Persahabatan & Perdamaian
- Kakek di Musi Rawas Meninggal Dunia Diduga Jatuh dari Pohon Durian
- Polisi: Tak Ada Bayi Tertukar di RSI Jakarta Cempaka Putih
- Pemkot Bogor Didorong Maksimalkan Pendapatan Pajak Daerah
- Belasan Warga Bantargadung Sukabumi Diduga Keracunan Seusai Menyantap Jamur
- Sekda Batanghari Tersangka Penipuan, Begini Kasusnya