Kemarau, Kualitas Udara Turun, Waspadai Waktu-Waktu Rawan Ini
“Konsentrasi PM2.5 di wilayah DKI Jakarta mengalami penurunan kualitas udara dan berada dalam kategori sedang hingga kategori tidak sehat,” kata dia.
Kepala Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopaheluwakan menjelaskan bahwa proses pergerakan polutan udara seperti PM2.5 dipengaruhi oleh transport angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
“Angin yang membawa PM2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain, sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM2.5,” ujar Ardhasena.
Selain itu, kelembaban udara relatif yang tinggi dapat menyebabkan munculnya lapisan inversi yang dekat dengan permukaan.
Lapisan inversi merupakan lapisan di udara yang ditandai dengan peningkatan suhu udara yang seiring dengan peningkatan ketinggian lapisan.
“Dampak dari keberadaan lapisan inversi menyebabkan PM2.5 yang ada di permukaan menjadi tertahan, tidak dapat bergerak ke lapisan udara lain, dan mengakibatkan akumulasi konsentrasinya yang terukur di alat monitoring,” tutur Ardhasena. (mcr4/jpnn)
Asep Kuswanto mengatakan bahwa saat memasuki musim kemarau pada bulan Mei hingga Agustus, akan terjadi penurunan kualitas udara
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Ryana Aryadita Umasugi
- Musim Hujan, Tetapi Kualitas Udara Jakarta Masih 20 Besar Terburuk di Dunia
- 12 Jurus Ridwan Kamil Atasi Polusi di Jakarta
- Pemerintah Diminta Prioritaskan BBM Rendah Sulfur untuk Perbaiki Kualitas Udara
- Ibu-Ibu Serukan Perbaikan Udara di Pilkada Jakarta 2024
- 30 Daerah di Jawa Tengah Sudah Menetapkan Status Siaga Darurat Kekeringan
- Polusi Makin Parah, Pemprov Jakarta Meluncurkan Pemantau Kualitas Udara