Kemarau Panjang, Pasokan Air di Surabaya Menurun
Selama lima tahun terakhir, jumlah dissolved oxygen di Kali Surabaya tercatat hanya sekitar 3-4 miligram per liter (mg/l).
Turun jauh dari pasokan air di wilayah-wilayah hulu yang mencapai 5 mg/l.
"Jadi, kalau ada kasus ikan-ikan teler karena kurang oksigen, kami langsung gelontorkan air dari Waduk Sutami. Yang jadi masalah, pada momen kemarau, kami tidak bisa sembarangan buang air," jelasnya.
Karena itu, Viari mengajak setiap pemangku kepentingan untuk bisa menjaga kualitas air.
Saat ini turunnya kualitas air justru disebabkan pembuangan limbah yang tak bertanggung jawab, baik industri maupun domestik.
Soal problem tersebut, perwakilan yang datang belum bisa menemukan solusi.
Mereka yang hadir dalam pertemuan itu adalah Badan Lingkungan Hidup Jatim, Dinas Lingkungan Hidup Surabaya, Balai Besar Wilayah Sungai Brantas, dan dinas lain yang terkait.
Mereka masih terpaku pada kesulitan pembuatan instalasi pengelolaan air limbah (IPAL) komunal yang seharusnya dipasang di wilayah permukiman bantaran sungai.
Musim kemarau diperkirakan 2017 bakal panjang. Hal tersebut memicu kekhawatiran menurunnya pasokan air layak pakai untuk Surabaya.
- AirAsia Gelar Program Kursi Gratis dan Tarif Terendah Terbang ke Luar Negeri
- Bea Cukai & Otoritas Bandara YIA Gagalkan Penyelundupan 80 Ribu Benih Lobster ke Malaysia
- Warga Kotawaringin Barat Temukan Benda Misterius, Mirip Tubuh Pesawat
- Geger Penemuan Benda Asing di Tepi Sungai Cabang, Ukurannya Besar
- Mencoba Bertahan di Tengah Pandemi, Air Asia Jualan Sayur, Qantas Airways Dagang Piyama
- Buru Traveler di Asia Tenggara, AirAsia Gaet Agoda