Kemarin Anwar Ibrahim, Hari Ini Giliran Mahathir Mohamad Bujuk Raja Malaysia
jpnn.com, KUALA LUMPUR - Mantan Perdana Menteri Malaysia yang juga Ketua Partai Pejuang Tanah Air (Pejuang), Mahathir Mohamad, bertemu dengan Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah di Istana Negara, Kamis.
Mahathir merupakan pemimpin ketiga yang diterima agong pada hari yang sama setelah sebelumnya menerima Wakil Presiden Partai Islam Malaysia (PAS) yang juga Menteri Alam Sekitar dan Air Ibrahim Tuan Man dan Presiden MCA, Dr Wee Ka Siong.
Mahathir terlihat memasuki Istana Negara sekitar pukul 13.58 dan melakukan pertemuan antara pukul 14:10 hingga 14.55 waktu setempat.
Mahathir tidak memberikan pernyataan usai bertemu agong namun memberikan pernyataan via Zoom dan Facebook.
Dalam pernyataannya Mahathir mengatakan dirinya menyampaikan empat perbedaan permasalahan yang dihadapi pemerintah kepada agong.
"Kita menghadapi masalah COVID-19 di mana ada lebih 600 ribu orang terjangkit dan dari jumlah tersebut 3.000 orang sudah meninggal, sedangkan di Inggris dan AS walaupun penduduknya banyak jumlah yang mati berkurang," katanya.
Mahathir mengatakan pihaknya juga menyampaikan persoalan ekonomi dan keuangan yang juga mengalami krisis yang parah.
"Yang ketiga berkenaan politik di mana keadaan juga tidak stabil dan keempat adalah keadaan sosial penderitaan rakyat apabila kematian mencapai 3.000 dan juga keadaan pendidikan yang terhenti selama dua tahun," katanya.
Selama dua hari berturut-turut Raja Malaysia mendengarkan tokoh oposisi membeberkan keburukan-keburukan pemerintah
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya
- Anwar Ibrahim Tertawa Saat Prabowo Berseloroh Meminta Mobil F1
- Prabowo dan Anwar Ibrahim Sepakat Tertibkan Persoalan Tenaga Kerja
- Prabowo Ingin Indonesia dan Malaysia Sinergikan Negara-Negara Asia Lainnya
- Prabowo dan Anwar Ibrahim Sahabat Senang hingga Menderita, Begini Kata Mayor Teddy
- Trump Bikin Gebrakan Hari Pertama, Langsung Teken Keppres agar AS Keluar dari WHO