Kemasan Galon PET Juga Ada Risiko Paparan EG dan DEG, Pakar: Masyarakat Perlu Tahu

Kemasan Galon PET Juga Ada Risiko Paparan EG dan DEG, Pakar: Masyarakat Perlu Tahu
Pegiat lingkungan Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton) sesalkan penggunaan kemasan galon sekali pakai. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho/foc.

Keracunan EG/DEG juga bisa berdampak pada saraf, layaknya keracunan etanol. Gejala yang timbul yakni mengantuk, linglung, gelisah, bicara melantur, dan disorientasi seperti orang mabuk.

"Nah, kenapa yang lebih disorot itu ke gangguan ginjalnya, karena gejalanya yang ke ginjal itu lebih spesifik, jadi mungkin itu yang lebih mudah terlihat sama dokter," katanya.

Sebelumnya, Ketua Komisi Nasional Anak (Komnas Anak) Arist Merdeka Sirait, juga meminta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memberikan peringatan berupa pelabelan ‘berpotensi mengandung etilen glikol’ terhadap kemasan-kemasan pangan berbahan EG dan DEG ini.

Komnas Anak melihat banyak produk plastik yang salah satunya adalah galon sekali pakai yang dikonsumsikan oleh anak-anak, baik bayi dan balita.

"Karenanya, kami akan terus mengkampanyekan bahaya etilen glikol ini ke masyarakat. Semua produk yang digunakan oleh rumah tangga dalam bentuk plastik termasuk galon sekali pakai itu harus ada peringatan bahwa kemasan itu mengandung etilen glikol pada labelnya," katanya.

Terpisah, Anggota Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati menegaskan bahwa kemunculan kembali kasus GGAPA akibat EG/DEG menjadi alarm keras bagi semua pihak. Dia menagih keseriusan yang dijanjikan pemerintah untuk menangani kasus ini agar kembali tidak terulang.

Anggota DPR RI Dapil DKI Jakarta II ini menagih keseriusan BPOM untuk melakukan investigasi jika memang ternyata benar pasien mengonsumsi obat-obatan sirup yang sudah masuk daftar aman oleh BPOM. Menurutnya, jika korban benar mengonsumsi obat yang masuk daftar aman maka BPOM patut dimintai pertanggungjawaban.

"Tolong, ini menyangkut nyawa anak-anak, bukan main-main," katanya.

Masyarakat juga perlu berhati-hati dengan kandungan senyawa EG/DEG yang telah menyebabkan 200 dari 324 pasien meninggal dunia per November 2022.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News