Kematian Bisa Tembus Dua Ribu
Sabtu, 19 Juni 2010 – 02:50 WIB
OSH - Kali pertama sejak pecah kerusuhan etnis di Kota Osh pada 10 Juni lalu, Presiden Interim (sementara) Kirgistan, Roza Otunbayeva mengunjungi lokasi kejadian kemarin (18/6). Dalam kesempatan itu, dia mengatakan bahwa jumlah korban tewas akibat kerusuhan tersebut bisa mencapai 2 ribu orang. Sayangnya, Otunbayeva yang kemarin mengenakan rompi antipeluru dan dikawal ketat pasukan bersenjata lengkap, tidak singgah di pemukiman etnis Uzbek. Konon, kawasan itulah yang menderita kerusakan paling parah. Sebab, etnis Uzbek-lah yang menjadi target serangan etnis Kyrgyz yang mendominasi negeri Asia Tengah itu. Saat disinggung soal bentrok antaretnis itu, Otunbayeva berang. "Kami sudah terbiasa hidup berdampingan, dan kami akan terus begitu," ungkapnya.
"Saya akan menambahkan jumlah korban tewas sebanyak 10 kali lipat dari data resmi yang dilaporkan," terang Otunbayeva, seperti diungkapkan jubirnya, Farid Niyazov. Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Kirgistan mengumumkan bahwa jumlah korban tewas dalam bentrok etnis Uzbek dan Kyrgyz hanya 191 orang. Tapi, menurut Presiden berusia 59 tahun itu, jumlah yang dilaporkan tersebut tidak termasuk korban tewas yang langsung dimakamkan, sesuai tradisi muslim.
Baca Juga:
Otunbayeva dan jajaran pemerintah sementaranya tiba di alun-alun Kota Osh kemarin pagi. Mereka menumpang helikopter. Kondisi kota kedua terbesar di Kirgistan itu masih porak-poranda. Sisa-sisa kerusuhan masih tampak jelas. Bahkan, sebagian kota berpenduduk sekitar 250.000 orang itu rata dengan tanah. Beberapa sudut kota juga terlihat gosong karena dibakar. Pemandangan memprihatinkan itu tidak hanya terlihat di permukiman, tapi juga pertokoan dan perkantoran.
Baca Juga:
OSH - Kali pertama sejak pecah kerusuhan etnis di Kota Osh pada 10 Juni lalu, Presiden Interim (sementara) Kirgistan, Roza Otunbayeva mengunjungi
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer