Kematian Freddie Mercury, Keganjilan Kucing, dan Kisah Pemakamannya

Kematian Freddie Mercury, Keganjilan Kucing, dan Kisah Pemakamannya
Freddie Mercury bersama dua kucingnya, Miko (depan) dan Delilah. Foto: Courtesy of Peter Freestone

Pengikut Zoroaster memiliki keyakinan yang optimistis tentang kehidupan setelah kematian. Eksistensi duniawi hanya pendahuluan bagi akhirat tempat berkah menanti.

SA Kapadia dalam buku The Teachings of Zoroaster menyebut agama Persia kuno itu murni monoteisme. Zoroaster mengajarkan kehidupan akhirat, keabadian roh, dan kebangkitan manusia setelah mati.

Sejarawan Yuval Noah Harari dalam buku laris Sapiens menyebut Zoroastrianisme merupakan agama penting selama Kerajaan Persia Akhamanisia (550-330 SM). Selanjutnya, Zoroastrianisme menjadi agama resmi Imperium Persia Sasania (224-651 M).

“Zoroastrianisme memberikan pengaruh besar kepada nyaris semua agama Timur Tengah dan Asia Tengah setelahnya,” tulis profesor di Departemen Sejarah Universitas Ibrani Yerusalem itu.

Terlepas dari polemik tentang bagaimana Freddie dimakamkan, dia sudah membuktikan lirik dalam tembang yang dilantunkannya.

“Dunia ini hanya memiliki satu momen manis yang disisihkan untuk kita,” begitulah lirik tembang Who Wants to Live Forever yang menjadi salah satu signature song milik Queen.

Freddie juga sudah menunjukkan 'keajaiban Tuhan' dengan talentanya yang luar biasa. Keajabian itu pula yang dia dendangkan dalam salah satu tembang Queen.

"Ciptaan Tuhan, yang besar dan kecil, itulah keajaiban,” tulis Queen dalam tembang Miracle.(ara/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Freddie Mercury meninggal dunia pada 24 November 1991. Vokalis Queen itu meninggal akibat komplikasi bronkopneumonia dan AIDS.


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News