Kematian Karena Minol Marak, Pengusaha Salahkan Pemerintah

jpnn.com - JAKARTA - Kalangan pengusaha ogah disalahkan atas banyaknya korban jiwa akibat minuman beralkohol (minol). Mereka justru menilai pemerintahlah yang patut disalahkan karena tidak melakukan edukasi mengenai dampak dari minuman beralkohol ke masyarakat.
Ketua Asosiasi Pengusaha Minuman Beralkohol, Bambang Britono mengatakan, produk yang dihasilkan pihaknya selama ini tidak pernah bermasalah. Karena itu dia tidak setuju dengan pandangan pemerintah yang memperketat regulasi peredaran minuman beralkohol dengan alasan menyebabkan kematian.
"Industri kami sudah 83 tahun tidak ada masalah. Produk-produk kami di Malaysia juga ada di minimarket," kata Bambang dalam diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (3/10).
Menurut Bambang, pemerintah harusnya melihat data bahwa kasus kematian akibat minuman beralkohol sebagian besar disebabkan oplosan. Yakni minuman yang dibuat sendiri oleh masyarakat menggunakan alkohol untuk keperluan industri.
Sementara semua minuman beralkohol yang diproduksi industri resmi, lanjutnya, mengacu pada peraturan yang ditetapkan pemerintah. Karenanya, sudah memenuhi standar kesehatan untuk diminum.
Harusnya, tambah Bambang lagi, pemerintah memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya minuman oplosan. Bukannya mengorbankan industri minuman dengan membatasi ketat peredaran.
"Harusnya dilihat akar permasalahannya. Karena tidak ada pendidikan apa itu alkohol maka banyak korban meninggal," pungkasnya. (dil/jpnn)
JAKARTA - Kalangan pengusaha ogah disalahkan atas banyaknya korban jiwa akibat minuman beralkohol (minol). Mereka justru menilai pemerintahlah yang
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Iwan Sunito Siap Dukung Program 3 Juta Rumah Lewat Kolaborasi Swasta
- Rencana Impor Diklaim Tak Bakal Ganggu Swasembada Pangan Nasional
- Dirut Bank DKI Jamin Dana Nasabah Aman dan Non-tunai KJP Plus Tetap Lancar
- Harga Emas Antam Hari Ini 20 April 2025, UBS dan Galeri24 Sama Saja
- Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Diproyeksikan Naik 10 Kali Lipat pada Akhir April
- 165.466 Kendaraan Meninggalkan Jabotabek saat Libur Panjang