Kematian Mayang: Transgender Rentan Jadi Korban Kekerasan
Menurut Corey, ditemukan juga beberapa kasus dimana transgender dengan kulit berwarna yang mendapat perlakukan berbeda, baik di tempat kerja ataupun untuk mendapatkan fasilitas kesehatan.
Sementara itu, masalah kekerasan juga rentan terjadi bagi kaum transgender yang memiliki profesi sebagai pekerja seks komersil (PSK).
"Bagi kebanyakan, menjadi PSK adalah pilihan dan menjadi karir, dan perlu diingat ini adalah karena keterbatasan kesempatan untuk belajar dan bekerja untuk kaum transgender, terutama mereka yang memiliki kulit berwarna," tegas Corey.
Warga Menolak Shalatkan Jenazah Mayang Prasetyo
Sementara itu, dalam sebuah jumpa pers, ibu dari Mayang Prasetyo mengaku jika warga sekitar rumahnya menolak menshalatkan jasad Mayang, setelah tiba di Indonesia.
Mayang Prasetyo meninggal, diduga menjadi korban kekerasan dari pasangannya sendiri, Marcus Volke, yang dilakukan di apartemennya sendiri di Brisbane.
"Beberapa hari lalu, RT setempat datang ke rumah. Mereka katakan kepada saya, masjid sekitar rumah enggan menyolatkan anak saya. Saya sendiri tidak tahu alasannya," ujar Nining, di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Bandar Lampung, hari Rabu (15/10), seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Kompas melaporkan, kuasa hukum Nining, Wahrul Fauzi Silalahi mengatakan negara harus adil memperlakukan hak dan kewajiban semua warganya.
"Kami mengecam aparat pemerintah dan membatasi peribadatan seseorang, apalagi Mayang adalah korban pembunuhan," ujar Fauzi.
Organisasi transgender di Brisbane (Australia) mengatakan tingkat kematian transgender, yang disebabkan kekerasan, telah mencapai 1.509 kasus. Jumlah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata