Kematian Suami jadi Titik Balik Kehidupan Sulastri

Selain memperkaya varian produk, ia juga gencar memasarkannya di berbagai media sosial. Saat ini, produk-produk hasil tangan dingin Sulastri sudah dijual hingga ke China, Jepang dan Timur Tengah. ”Anak-anak juga bantu pasarkan lewat media sosial,” tuturnya.
Harga abon ikan buatan Sulastri amat terjangkau. Dijual pada kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per bungkus. Kini pengusaha abon itu memiliki omzet per bulan rata-rata Rp 10 juta.
”Alhamdulillah, cukup untuk menyekolahkan anak-anak,” ujarnya. Kini, anak sulung Sulastri telah menjadi sarjana, sementara sang adik tengah kuliah di salah satu universitas di Ternate.
Sulastri mengungkapkan, selain kedua anaknya, kunci suksesnya dalam berwirausaha adalah ia tak malu memulai usaha. Meski pernah gagal, ia juga tak pernah patah semangat. ”Dan harus kreatif dalam menggeluti usaha,” tandasnya.(tr-03/kai/sam/jpnn)
SITI Sulastri harus menjadi tulang punggung keluarga sejak ditinggal wafat sang suami. Hanya dalam kurun waktu dua tahun, ia menjelma menjadi pengusaha
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu