Kembali Dari Jakarta, Pelukis Aborijin Dicecar Petugas Imigrasi


Seorang seniman Aborijin terkemuka dari Queensland menuduh bahwa dirinya ditarget secara rasial dan "diinterogasi" oleh staf Angkatan Perbatasan Australia (ABF) saat kembali ke kampung halamannya dari perjalanan diplomatik ke Indonesia.
Jandamarra Cadd diminta untuk menghadiri perayaan Pekan NAIDOC (Komite Nasional Hari Aborijin dan Kepulauan) di Jakarta dan Bali oleh Kedutaan Besar Australia, dan baru saja terbang kembali ke Bandara Brisbane saat insiden tersebut terjadi.
Seniman, yang pernah menjadi finalis penghargaan Archibald Prize, itu mengatakan bahwa ia ditepuk di bahu oleh seorang petugas di Bandara Brisbane, dan mengalami "interogasi" selama sekitar 45 menit, di depan staf dan para penumpang lainnya.
"Saya merasa itu karena warna kulit saya, dan orang lain yang ditanya-tanyai juga pria berkulit cokelat," kata Cadd.
"Saya sangat merasa, bahwa pada saat itu, saya harus membuktikan bahwa saya adalah manusia, membuktikan bahwa saya tidak melakukan kesalahan apa-apa.”
"Itu seperti interogasi."
Cadd mengatakan, setiap barang yang ia bawa di tasnya diteliti, termasuk tanda terima, catatan dan hadiah dari putri-putrinya.
Sebagai bagian dari ‘interogasi’ itu, sejumlah item diuji untuk mengetahui apakah mereka tergolong obat-obatan terlarang dan bahan peledak.
Seorang seniman Aborijin terkemuka dari Queensland menuduh bahwa dirinya ditarget secara rasial dan "diinterogasi" oleh staf Angkatan Perbatasan Australia (ABF) saat kembali ke kampung halamannya dari perjalanan diplomatik ke Indonesia
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'