Kembali Dari Jakarta, Pelukis Aborijin Dicecar Petugas Imigrasi
Seorang seniman Aborijin terkemuka dari Queensland menuduh bahwa dirinya ditarget secara rasial dan "diinterogasi" oleh staf Angkatan Perbatasan Australia (ABF) saat kembali ke kampung halamannya dari perjalanan diplomatik ke Indonesia.
Jandamarra Cadd diminta untuk menghadiri perayaan Pekan NAIDOC (Komite Nasional Hari Aborijin dan Kepulauan) di Jakarta dan Bali oleh Kedutaan Besar Australia, dan baru saja terbang kembali ke Bandara Brisbane saat insiden tersebut terjadi.
Seniman, yang pernah menjadi finalis penghargaan Archibald Prize, itu mengatakan bahwa ia ditepuk di bahu oleh seorang petugas di Bandara Brisbane, dan mengalami "interogasi" selama sekitar 45 menit, di depan staf dan para penumpang lainnya.
"Saya merasa itu karena warna kulit saya, dan orang lain yang ditanya-tanyai juga pria berkulit cokelat," kata Cadd.
"Saya sangat merasa, bahwa pada saat itu, saya harus membuktikan bahwa saya adalah manusia, membuktikan bahwa saya tidak melakukan kesalahan apa-apa.”
"Itu seperti interogasi."
Cadd mengatakan, setiap barang yang ia bawa di tasnya diteliti, termasuk tanda terima, catatan dan hadiah dari putri-putrinya.
Sebagai bagian dari ‘interogasi’ itu, sejumlah item diuji untuk mengetahui apakah mereka tergolong obat-obatan terlarang dan bahan peledak.
Seorang seniman Aborijin terkemuka dari Queensland menuduh bahwa dirinya ditarget secara rasial dan "diinterogasi" oleh staf Angkatan Perbatasan Australia (ABF) saat kembali ke kampung halamannya dari perjalanan diplomatik ke Indonesia
- Dunia Hari Ini: Dua Negara Bagian di Australia Berlakukan Larangan Menyalakan Api
- Dunia Hari Ini: Harvey Moeis Divonis Enam Setengah Tahun Penjara
- Australia Membutuhkan Pekerja Lepasan yang Cukup Banyak Menjelang Akhir Tahun
- Sebuah Gelombang Besar yang Menerjang Asia
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan Masih Ancam negara Bagian Victoria di Australia
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis