Kembali Dari Jakarta, Pelukis Aborijin Dicecar Petugas Imigrasi


Supplied: Amy Cadd
Cadd menyampaikan kepada petugas bahwa ia merasa tidak nyaman, namun ia mengklaim bahwa keberatannya itu tak diacuhkan.
"Pria itu datang untuk melakukan pemindaian obat-obatan terlarang atau bahan peledak, dan ia berkata kepada saya 'Apakah anda kembali dengan suatu barang? Adakah yang perlu Anda katakan kepada saya? Apakah ada sesuatu yang perlu Anda katakan kepada saya sekarang?'," kata Cadd menirukan petugas.
"Dan saya merasa, saya merasa hak saya dilanggar.”
"Saya bilang 'Dengar, ini membuat saya mengingat banyak hal karena orang Aborijin merasa mereka tidak memiliki hak, dan saya merasakan ini sekarang'.
"Ia (petugas) berkata, 'Ya, itu perasaan Anda, inilah kenyataannya'.”
Cadd mengatakan bahwa pengalaman tersebut mengingatkannya akan periode sebelum warga Aborijin diakui sebagai warga negara.
"Itu memang menimbulkan banyak pemicu bagi saya, karena saya teringat ibu saya, saya teringat nenek saya, saya mengingat paman dan bibi saya, dan juga diri saya sendiri pada tahun 70an, diperlakukan seperti ini karena kami tidak memiliki hak," tutur Cadd.
Seorang seniman Aborijin terkemuka dari Queensland menuduh bahwa dirinya ditarget secara rasial dan "diinterogasi" oleh staf Angkatan Perbatasan Australia (ABF) saat kembali ke kampung halamannya dari perjalanan diplomatik ke Indonesia
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya