Kembali Dari Jakarta, Pelukis Aborijin Dicecar Petugas Imigrasi

"Rasanya benar-benar tak nyata saat saya kembali, dan pengalaman itu membuat saya kembali kepada kenyataan.”
"Anda kembali ke Australia, Anda kembali ke jalur, yang membuat anda harus berhati-hati atas apa yang Anda katakan, bagaimana Anda mengatakannya, bagaimana Anda bersikap, karena Anda harus membuktikan bahwa Anda layak hidup di negara ini," ujarnya.
Petugas perbatasan mengaku memperlakukan dengan baik
Dalam sebuah pernyataan, ABF mengatakan, pihaknya tidak mempertanyakan atau mengincar penumpang berdasarkan ras, agama atau etnis mereka.
Institusi tersebut mengatakan bahwa para petugasnya memiliki berbagai kewenangan untuk menghentikan, bertanya, dan mengincar penumpang, sebelum dan setibanya di perbatasan.
Kejadian itu dilakukan untuk alasan operasional, namun mereka tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang menginformasikan penilaian risiko mereka terhadap penumpang.
ABF mengatakan bahwa petugas tersebut diharapkan untuk bertindak dengan profesionalisme, sesuai dengan hukum dan menghormati sensitivitas budaya, memperlakukan semua orang dengan bermartabat dan rasa hormat.
Seorang seniman Aborijin terkemuka dari Queensland menuduh bahwa dirinya ditarget secara rasial dan "diinterogasi" oleh staf Angkatan Perbatasan Australia (ABF) saat kembali ke kampung halamannya dari perjalanan diplomatik ke Indonesia
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya