Kembali Loyo, Kurs Rupiah Senin Melemah 25 Poin
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah 25 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp 14.470 per USD.
Rupiah dibuka melemah dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 14.445 per USD.
Tim Riset Monex Investindo Future dalam kajiannya menyatakan, pelemahan rupiah terjadi seiring munculnya spekulasi bank sentral Amerika Serikat The Fed akan mengetatkan kebijakan moneternya.
"Outlook USD menguat seiring optimisnya data ekonomi AS akhir-akhir ini yang memicu spekulasi bahwa bank sentral AS dapat memperketat kebijakan moneternya," tulis Tim Riset Monex Investindo dalam kajiannya di Jakarta, Senin (3/5).
Indeks yang mengukur kekuatan USD terhadap mata uang lainnya pagi ini berada di posisi 91,3, naik dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 91,28.
Sedangkan imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun saat ini berada di level 1,626 persen, turun dibandingkan posisi penutupan sebelumnya 1,631 persen.
"Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun turun ke level 1,63 persen pada akhir pekan lalu menyusul rilis data pendapatan dan pengeluaran pribadi pada Maret yang masing-masing naik 21,1 persen dan 4,2 persen," beber Tim Riset Monex Investindo.
Selain itu, USD dipengaruhi oleh Indeks Harga Personal Consumption Expenditure (PCE) yang naik 0,5 persen, sedangkan Indeks PCE inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, naik 0,4 persen dalam sebulan.
Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan melemah 25 poin atau 0,17 persen ke posisi Rp 14.470 per USD.
- Rupiah Ditutup Melemah 22 Poin, 'Kabinet Obesitas' jadi Faktor Pemicu
- Rupiah Hari Ini Terkerek Pelantikan Presiden Prabowo Subianto
- Ramalan Bank Indonesia Bikin Peluang Rupiah Melaju ke Level Rp 15.500
- Fundamental Ekonomi Menguat, Kurs Rupiah akan Membaik
- Rupiah Menguat, Biaya Produksi Bisa Menurun
- Antisipasi Dampak Rupiah Loyo