Kembali Percaya

Oleh Dahlan Iskan

Kembali Percaya
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Pekerjaan para relawan pun menjadi lebih konkrit. Relawan mana di RT mana dengan pekerjaan apa. Mahasiswa, anak-anak SMA, Pramuka, Karang Taruna, Bonek-Bonita pasti bisa mengatasi di sektor relawan itu.

Pertanyaan besarnya: bagaimana cara mengawasi agar yang positif nanti tidak keluyuran?

Tidak ada jalan lain: teknologi harus turun tangan. Yakni teknologi monitoring. Yang Apps-nya sudah tersedia. Sudah bisa diakses. Yang bisa memonitor si wajib karantina tadi meninggalkan rumah atau tidak.

Saya tidak perlu menyebut nama siapa yang menciptakan Apps itu --siapa tahu ada yang alergi terhadap nama itu.

Namun Alghozi pun sekarang masih di Surabaya. Siap berjibaku membantu secara gratis.

Tentu jangan juga terlalu menakutkan. Yang wajib karantina itu tetap boleh keluar rumah. Misalnya untuk olahraga.

Asal jangan bertemu orang, jangan meludah sembarangan dan jangan menyentuh benda yang biasa dipegang orang lain, seperti kursi di pinggir jalan.

Tentu lebih baik lagi kalau yang wajib karantina itu dipasangi gelang pahlawan Covid-19. Mereka benar-benar pahlawan karena wani menyelamatkan diri dan orang lain dari tertular Covid-19.

Jangan ditafsirkan mereka yang terkena Covid-19 sebagai sasaran korban. Misalnya sudah ada yang mengembuskan isu: test Covid-19 itu tes kematian. Mereka pun lari dari kewajiban tes.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News