Kembali Sindir soal Ordal, Anies: Harus Dihentikan dari Puncak
jpnn.com, JAKARTA - Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan kembali mengungkit terkait fenomena orang dalam (ordal) di Indonesia.
Fenomena ordal ini sempat dijadikan materi oleh Anies saat debat perdana calon presiden pada Selasa (12/12) lalu.
Menurut Anies, praktik ordal itu harus dihentikan dari puncaknya atau dari pemerintahan tertinggi.
“Harus dihentikan. Dan harus dihentikan dari mana? Dari puncak, kalau dari puncak berhenti mempraktikkan maka ke bawah mereka akan bilang negeri ini diatur memakai prestasi memakai meritokrasi,” ucap Anies di Bekasi, Jumat (15/12).
Eks Gubernur DKI Jakarta itu menuturkan praktik ordal telah turun menurun terjadi di Indonesia. Untuk itu, harus dihilangkan.
“Yang puncak praktikkan ke ordal, maka yang ke bawah yang saya bilang pada debat wong yang di Jakarta saja tadi pakai ordal, apalagi kami,” tuturnya.
Anies menyindir bahwa fenomena dimulai dari hal kecil seperti menonton konser yang bisa didapat melalui ordal, pertandingan olahraga, atau pembentukan kesebelasan.
“Fenomena ordal ini ada di mana-mana. Jadi, artinya apa sih yang terjadi? Ordal membuat orang tak berprestasi, mendapatkan posisi karena koneksi,” kata dia.
Anies Baswedan kembali mengungkit terkait fenomena orang dalam (ordal) di Indonesia.
- Jumlah Anggota Koalisi Parpol di Pilpres Perlu Diatur Mencegah Dominasi
- Sampit Bantul
- MK Hapus Presidential Threshold, Gibran Berpeluang Melawan Prabowo di 2029
- Kedekatan Anies-Ahok Simbol Perlawanan ke Pemerintah hingga Sinyal Oposisi
- Ahok-Anies Akrab Mengobrol di Balai Kota, Siapkan Kejutan di 2025
- 42 Persen Pemilih Golput di Pilgub Jakarta 2024, Terbanyak Memilih saat Anies vs Ahok