Kembalikan Kepercayaan Jelang Pilpres
Skenario di Balik Keputusan Besar Obama Tarik Tentara AS di Afghanistan
Minggu, 26 Juni 2011 – 18:42 WIB
WASHINGTON - Pengumuman Presiden Barack Obama soal penarikan bertahap 33.000 personel militer AS dari Afghanistan menuai banyak reaksi. Partai Demokrat dan Partai Republik pun terbelah. Sebagian mendukung keputusan tersebut, sebagian mencibir. Tetapi, setidaknya ada satu beban yang lepas dari pundak pemimpin 49 tahun yang bakal kembali mencalonkan diri dalam pilpres tahun depan (2012) itu. Kini kondisi sama dihadapi Obama. Perang Afghanistan yang telah berlangsung satu dekade itu tak mengarah pada kemenangan. Bahkan, setelah Obama mengirimkan 30.000 serdadu tambahan pada Desember 2009, pertempuran tak berpihak pada AS. Makin banyak pasukan koalisi pimpinan AS, makin tinggi pula perlawanan militan Taliban di bumi Afghanistan. Keraguan itu diperkirakan membuat Obama menjadwalkan penarikan pasukan AS 18 bulan kemudian.
Kebijakan yang disampaikan oleh Obama lewat pidato 13 menit dan disiarkan televisi pada Rabu malam (22/6) waktu AS atau Kamis pagi WIB (23/6) itu mengingatkan publik AS pada Perang Vietnam. Pada 1966, Gedung Putih mendesak Presiden (saat itu) Lyndon B. Johnson untuk menerapkan pendekatan "menang lalu mundur". Namun, Johnson menolak usul George Aikin (saat itu senator) dan malah membatalkan niatnya untuk mencalonkan diri lagi sebagai presiden.
Obama dan Johnson sebenarnya berada dalam kondisi kurang lebih sama. Saat itu, AS tidak yakin akan menang dalam Perang Vietnam. Selain kehilangan banyak serdadu dalam pertempuran sekitar 20 tahun tersebut, Washington juga mengeluarkan dana ekstra untuk membiayai perang. "Tipisnya harapan untuk menang membuat Johnson tak mau mendeklarasikan kemenangan AS sebelum menarik mundur pasukan," tutur Robert Koenig dalam editorialnya di koran Beacon Washington.
Baca Juga:
WASHINGTON - Pengumuman Presiden Barack Obama soal penarikan bertahap 33.000 personel militer AS dari Afghanistan menuai banyak reaksi. Partai Demokrat
BERITA TERKAIT
- Puluhan Anggota Legislatif Inggris Desak Pemerintah Sanksi Israel
- Beda dengan Prabowo, Trump Tunjuk Utusan Khusus Presiden untuk Atasi Krisis Ukraina
- Wapres Sara Duterte Digugat Pidana oleh Kepolisian Filipina
- Rawhi Fattuh Jadi Calon Kuat Presiden Palestina, Siapakah Dia?
- Mahmoud Abbas Keluarkan Dekrit Demi Penggantinya di Jabatan Presiden Palestina
- BPK Dorong Tata Kelola Pendanaan Iklim yang Transparan dan Efektif