Kemdiknas Genjot Pendidikan Inklusi
Jumat, 06 Mei 2011 – 00:06 WIB
JAKARTA — Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) berupaya meningkatkan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (inklusi) di Indonesia. Rencananya, program pendidikan inklusi di enam provinsi antara lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NAD, dan Sulawesi Selatan akan digenjot. Menurutnya, jumlah ABK yang bersekolah layak di jenjang SD hanya 0,00018 persen dan SMP hanya 0,00012 persen dari total seluruh anak usia sekolah. Mantan Direktur TK-SD Kemdiknas ini menjelaskan, pendidikan inklusif sudah menajdi salah satu komponen yang harus diperhatikan demi tercapainya pendidikan bagi semua.
Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (PPKLK) Kemdiknas, Mudjito mengungkapkan, berdasarkan data Direktorat PPKLK Pendidikan Dasar, jumlah anak berkebutuhan khusus yang telah bersekolah dari jenjang taman kanak-kanak hingga sekolah menengah atas baik pada sekolah luar biasa (SLB) maupun melalui program pendidikan inklusif sebanyak 85.654 atau 25,9 persen.
Baca Juga:
“Dari angka tersebut berarti masih ada sebanyak 74,1 persen anak berkebutuhan khusus (ABK) yang belum mendapatkan layanan pendidikan,” ungkap Mudjito ketika ditemui di Direktorat PPKLK Kemdiknas, Jakarta, Kamis (5/5).
Baca Juga:
JAKARTA — Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) berupaya meningkatkan pendidikan bagi anak berkebutuhan khusus (inklusi) di Indonesia.
BERITA TERKAIT
- Bea Cukai Membekali Ilmu Kepabeanan Kepada Puluhan Pelajar SMK di Daerah Ini
- Babak Final Spelling Bee Competition Besutan EF Kids & Teens Digelar Minggu Depan
- Puluhan Tahun Digaji Seadanya, Guru Honorer di Jawa Barat Menjerit
- Bantu Siswa di Kaldera Toba, PGTS dan GO Buka Program Bimbel Persiapan Masuk PTN 2025
- Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Nonalam Pandemi
- Santri Disabilitas di Bandung Terima Beasiswa Pendidikan Khusus