Kemenag: Dokumen Kurikulum Merdeka Mungkin Sudah Matang, tetapi...
jpnn.com, JAKARTA - Kepala Pusdiklat Tenaga teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag Mastuki mengatakan kolaborasi dengan para guru sangat penting dalam menerapkan Kurikulum Merdeka.
Kurikulum tersebut sesuatu yang dinamis sehingga perlu tandem para guru yang menguasai seluk beluk madrasah agar bisa mengakselerasi (kurikulum) dengan baik.
"Sebagai dokumen, Kurikulum Merdeka mungkin sudah matang. Namun, sebagai sebuah proses pembelajaran, Kurikulum Merdeka membutuhkan pengetahuan, penerjemahan, dan pengalaman kekinian yang luas," kata Mastuki dikutip dari laman Kemenag, Selasa (15/11)
Untuk itu, lanjutnya, semua pihak harus terus berkolaborasi, bekerja sama dengan siapa saja, terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya.
Dia menegaskan Kurikulum Merdeka bisa dipelajari siapa saja dan kapan saja, teapi untuk mengimplementasikannya membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan kolaborasi.
Mastuki juga mengingatkan, bahwa sosialisasi dan implementasi Kurikulum Merdeka tidak hanya dilakukan melalui tatap muka hasil Training Of Trainer (TOT).
Lebih dari itu, sosialisasi juga akan memanfaatkan teknologi yang sudah dimiliki Kementerian Agama, yaitu melalui MOOC (Massive Open Online Course) Pintar.
Guru di madrasah ini jumlahnya ratusan ribu, sementara pelatihan tatap muka hanya bisa menjangkau puluhan ribu.
Pejabat Kemenag menyampaikan dokumen kurikulum merdeka mungkin sudah matang, tetapi ada kendala lain
- Majelis Masyayikh Menggelar Pleno Dokumen Rekognisi Pembelajaran Lampau
- Keluarga dan Masyarakat Ruang Belajar Finansial Terdekat Bagi Siswa
- Literasi Finansial Bisa Diterapkan Melalui Ekstrakurikuler maupun P5
- Ganesha Operation Bersama Kemenag Perkuat Persiapan UTBK-SNBT Siswa MA Jabar
- Literasi Finansial Dalam Kurikulum Merdeka Penting Diterapkan Sejak Usia Dini
- Kemenag Segera Lakukan Seleksi Petugas Haji 2025