Kemenag Imbau Azan Magrib Tak Disiarkan Audio, PBNU Merespons Begini

Kemenag Imbau Azan Magrib Tak Disiarkan Audio, PBNU Merespons Begini
Pekerja memasang papan reklame untuk misa yang akan dipimpin oleh Paus Fransiskus di Stadion Gelora Bung Karno. Foto: Aditya Aji/AFP

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdallah mendukung kebijakan Kementerian Agama (Kemenag) yang mengimbau televisi hanya menyiarkan azan secara audio ketika siaran langsung Misa dipimpin Paus Fransiskus.

"Mendukung anjuran Kementerian Agama kepada stasiun televisi untuk tidak menyiarkan azan secara suara," kata Ulil kepada awak media, Rabu (4/9).

Dia menyampaikan Kemenag tentu mau menghormati umat Katolik, sehingga meminta televisi tak menyiarkan azan secara audio.

"Untuk menghormati ibadahnya umat Katolik yang sedang disiarkan secara langsung pada jam 17.00 sampai jam 19.00,” lanjut Ulil.

Dia mengatakan imbauan Kemenag menunjukkan penghargaan negara terhadap umat Katolik yang beribadah dipimpin Paus Fransiskus.

“Kemenag tidak saja milik umat Islam, tetapi juga milik semua agama. Saya senang dan mendukung kebijakan Kemenag kali ini yang sangat toleran dan menghargai umat Katolik,” ujarnya.

Sebelumnya, Kemenag menyurati Kemenkominfo untuk mengimbau televisi menampilkan running text saja saat azan Maghrib selama misa bersama Paus Fransiskus, Kamis (5/9).

"Kementerian Agama menyarankan agar Misa yang dipimpin oleh Paus Fransiskus pada tanggal 5 September 2024 pada pukul 17.00 sampai 19.00 WIB disiarkan secara langsung dengan tidak terputus pada seluruh televisi nasional," demikian pernyataan dari Ditjen Bimas Islam dan Katolik Kemenag pada Selasa (3/9) kemarin.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Ulil Abshar Abdallah mendukung kebijakan Kementerian Agama (Kemenag) terbaru. Soal apa itu?

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News