Kemendagri Sesalkan Mutasi dengan Impor Pejabat
Kamis, 20 Oktober 2011 – 00:24 WIB
JAKARTA -- Pihak Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) menyesalkan kebijakan kepala daerah yang melakukan mutasi jabatan di jajaran pemdanya dengan mendatangkan sebagian pejabat baru dari luar daerah. Jubir Kemendagri, Reydonnyzar Moenek menyatakan, kebijakan mutasi yang seperti itu justru malah akan menciptakan instabilitas dan ketidakefektifan pemerintahan di daerah.
"Mengundang pejabat di luar internal pemda akan menumbuhkan implikasi, antara lain memunculkan kecemburuan. Ini akan mengganggu terjaminnya stabilitas dan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan," kata Reydonnyzar kepada JPNN di ruang kerjanya, kemarin (19/10).
Seperti diberitakan, Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumut, Bonaran Situmeang, telah tiga kali melakukan mutasi jabatan. Pada 6 Oktober 2011, dia memutasi 18 pejabat eselon III. Dari 18 pejabat esselon III yang dilantik, 6 pejabat di impor dari Pemkab Tapanuli Utara, satu dari Pemko Sibolga, dua dari Nias, satu dari Tobasa. Sedang delapan dari Tapteng.
Donny- panggilan Reydonnyzar- menjelaskan, seorang kepala daerah juga berfungsi sebagai pamong. Maknanya, dia harus mampu mengayomi dan melindungi semua sumber daya yang ada, termasuk sumber daya manusia. Dengan demikian, penggunaan SDM di internal pemda, harus lebih diutamakan. "Utilisasi dari sumber-sumber internal. Meski ada keterbatasan, tetap harus dilakukan maksimal oleh kepala daerah," ujarnya.
JAKARTA -- Pihak Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri) menyesalkan kebijakan kepala daerah yang melakukan mutasi jabatan di jajaran pemdanya dengan
BERITA TERKAIT
- Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang, Keluarga Korban Lapor ke Polda Jateng
- Begini Nasib Aipda R, Polisi yang Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang
- Kalah di Quick Count, Ridwan Kamil Masih Tunggu Hasil dari KPU
- Siswa SMK Tewas Ditembak Polisi, Menteri HAM Bereaksi Begini
- Keluarga Siswa SMK yang Tewas Ditembak Polisi Mengadu ke Polda Jateng
- 8 Rekomendasi IAGL–ITB untuk Kemandirian Energi & Minerba, Dany Amrul Dorong Peran Kampus