Kemendikbud Bangun SMK Unggulan di Setiap Daerah
Bantah Sebagai Reinkarnasi RSBI, Biaya Tetap Terjangkau
jpnn.com - JAKARTA - Nasib sekolah unggulan bertitel RSBI (rintisan sekolah berstandar internasional) sudah lama tenggelam. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) segera membuat jenis sekolah unggulan baru, khusus untuk jenis SMK/vokasi. Sekolah unggulan ini akan diberinama SMK Rujukan.
Direktur Pembinaan SMK Kemendikbud Mustagfirin Amin membantah jika SMK rujukan yang kualitasnya diatas rata-rata itu merupakan wujud baru dari RSBI. Dia menegaskan bahwa SMK rujukan ini tidak sama dengan SMA RSBI yang dicap masyarakat sebagai sekolah berbiaya mahal.
"Dari urusan biaya, tidak ada bedanya antara SMK saat ini dengan SMK rujukan," ujarnya.
Mustagfirin mengatakan karakteristik siswa di SMK berbeda sekali dengan di SMA. "Kalau siswa SMK ini ditarik biaya mahal seperti di SMA RSBI dulu, tidak aka nada muridnya," jelas dia.
Mustagfirin mengatakan bisa dipetakan bahwa siswa yang sekolah di SMK adalah anak-anak dari kalangan ekonomi menengah ke bawah. "Tidak ada anak jenderal kuliah di SMK," katanya lantas tertawa.
Untuk itu dia memastikan bahwa pendirian SMK rujukan ini murni untuk meningkatkan kualitas pendidikan di SMK. Apalagi Indonesia akan menghadapi pasar bebas ASEAN 2015 nanti.
Dia mengatakan saat ini tim di Kemendikbud sedang memetakan SMK mana saja yang akan ditetapkan menjadi SMK rujukan. Dia menargetkan pada 2019 nanti aka nada 1.650 unit SMK rujukan di seluruh Indonesia. Sedangkan untuk tahun pertama 2014 ini, Kemendikbud hanya menetapkan pioneer SMK rujukan antara 600 hingga 800 unit saja.
Ada banyak kriteria yang harus dipenuhi SMK supaya bisa ditetapkan menjadi SMK rujukan. Diantaranya adalah memiliki siswa lebih dari seribu orang. Kemudian jumlah guru produktif lebih dari 75 orang, lahan yang siap dikembangkan seluas lebih dari 5.000 meter persegi, serta memiliki jaringan kerjasama dengan seratus industri.
Syarat berikutnya adalah fasilitas sarana pembelajaran yang baik, letak sekolah strategis, kinerja baik termasuk di ujian nasional (unas), dan menguasi dua bahasa asing.
Mustagfirin mengatakan sekolah-sekolah yang ditetapkan menjadi SMK rujukan ini nantinya tidak hanya mencerdaskan siswanya sendiri. Tetapi mereka dituntut untuk memiliki lima sampai enam unit SMK aliansi. Sekolah-sekolah aliansi itu boleh memanfaatkan sumberdaya yang ada di SMK rujukan induknya.
Untuk urusan anggaran, Mustagfirin mengatakan ongkos mengembangkan SMK sehingga menjadi SMK rujukan sekitar Rp 20 miliar. "Tetapi pembangunannya kan tidak dari nol," papar dia.
Mustagfirin mencontohkan jika grade SMK rujukan itu 8, di lapangan sudah ada SMK yang memiliki grade 6 atau 7. Sehingga ongkos untuk menjadikannya sebagai SMK rujukan tidak sampai Rp 20 miliar.
Mustagfirin mengatakan sekolah di SMK itu tidak boleh disepelekan. Tuntutan dunia kerja yang terampil ke depan akan semakin besar. "Kita tidak boleh menjadi penonton di negara sendiri," paparnya. (wan)
JAKARTA - Nasib sekolah unggulan bertitel RSBI (rintisan sekolah berstandar internasional) sudah lama tenggelam. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Fikom Universitas Pancasila Buka Prodi Magister Baru, Diminati Influencer
- Gandeng ITB, IDSurvey Kembangkan Green Leadership di Kalangan Mahasiswa
- Gelar Rektor Menyapa 2024, Universitas Mercu Buana Bagikan Beasiswa
- Mendikdasmen Abdul Mu'ti Sampaikan Kabar Baik untuk Guru, Siap-Siap Saja
- Cikarang Listrindo Kembangkan SMKN 1 Babelan Menjadi Sekolah Keunggulan
- Mendikdasmen: Gelar Hasil Karya Buka Peluang Peserta Didik Mendapat Pendidikan Bermutu