Kemendikbud Buka Prodi S2 Terapan di 4 Politeknik Negeri

Kemendikbud Buka Prodi S2 Terapan di 4 Politeknik Negeri
Dirjen Diksi Kemendikbud Wikan Sakarinto saat membuka Prodi S2 Terapan, Jumat (29/5): Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak empat Politeknik Negeri resmi menyelenggarakan Program Studi Pascasarjana (S2) Terapan. Hal itu menyusul dibukanya program S2 Terapan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbud, Wikan Sakarinto, Program Studi Magister Terapan ini diterapkan dengan menggunakan model yang berbasis pada Rekayasa Teknologi Berbasis Penyelesaian Permasalahan atau Engineered Technology Based Problem Solving.

"Kami terus mendorong lebih jauh agar seluruh prodi-prodi vokasi mulai dari level pendidikan menengah (SMK), level undergraduate (D-1, D-2, D-3 dan Sarjana Terapan) sampai level postgraduate (Magister/S-2 Terapan dan Doktor/S-3 Terapan) harus semaksimal mungkin dan terus menerus membangun “Link and Match” dengan dunia industri dan dunia kerja,” tutur Dirjen Wikan dalam telekonferensi di Jakarta, Jumat (29/5). 

Empat pendidikan tinggi vokasi yang membuka Program Studi Magister Terapan pada 2020 yaitu Politeknik Negeri Padang dengan Program Studi Sistem Informasi Akuntansi; Politeknik Negeri Lampung dengan Program Studi Ketahanan Pangan; Politeknik Negeri Medan dengan Program Studi Sistem Informasi Akuntansi; dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dengan Program Studi Teknik Keselamatan dan Risiko.

"Termasuk Prodi Magister Terapan, yang dibuka ini, juga sudah dipastikan ‘menikah’ dengan industri dan dunia kerja. Dan semakin seiring perjalanan waktu harus semakin dalam dan jauh," terang Wikan.

Sehingga proses pembelajaran, kegiatan riset terapan, program pengabdian masyarakat, sampai dengan dukungan pembiayaan, sarana dan prasarana, dan beasiswa, pihak industri dan calon pengguna lulusan sudah terlibat dari awal peserta didik diterima menjadi mahasiswa hingga lulus dari kampus.

Lebih lanjut, Wikan memaparkan, bahwa S-2 Terapan itu harus mampu menjawab tantangan zaman pascapandemi. Ada kesempatan sangat besar di waktu yang sangat berisiko, yaitu bagaimana lulusan S-2 Terapan itu mampu menjawab tantangan perubahan zaman ini.

"Dengan demikian program ini memberikan kesempatan para mahasiswa untuk mengetahui permasalahan secara komprehensif serta untuk menyiapkan tenaga kerja yang sangat profesional yang dapat berkontribusi pada pengembangan industri di Indonesia," tutur Dirjen Diksi.

Program Studi Magister Terapan ini diterapkan dengan menggunakan model yang berbasis pada Rekayasa Teknologi Berbasis Penyelesaian Permasalahan atau Engineered Technology Based Problem Solving.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News